Pegunungan Patiayam Kudus Direboisasi

Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan di kawasan Pegunungan Patiayam, UMK siap terlibat dalam memberikan pemahaman pentingnya penghijauan serta program jangka panjang yang akan melibatkan masyarakat. Foto : Arema Media
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan di kawasan Pegunungan Patiayam, UMK siap terlibat dalam memberikan pemahaman pentingnya penghijauan serta program jangka panjang yang akan melibatkan masyarakat. Foto : Arema Media

TROPIS.CO, KUDUS – Universitas Muria Kudus berencana menggelar penghijauan (reboisasi) di Pegunungan Patiayam, Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah yang terlihat gundul dengan menanam 200.000 bibit tanaman sebagai upaya melestarikan lingkungan.

Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus R.M. Hendy Hendro Hadi Srijono di Kudus, Kamis (20/12/2018), mengatakan rencana penanaman di kawasan Pegunungan Patiayam di Desa Terban, Kecamatan Jekulo itu hasil survei tentang kondisi kawasan itu yang gundul dan memprihatinkan.

“Kalau pun dari kejauhan tampak hijau karena ditanami tanaman semusim sehingga ketika musim tanamnya lewat maka akan terlihat gundul lagi,” ujarnya.

Bahkan, menurutnya, ketika musim kemarau terlihat kondisi aslinya yang minim tanaman penghijauan.

Survei lokasi melibatkan Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pati, perangkat Desa Terban, Pemerintah Kecamatan Jekulo, kelompok tani, jajaran kepolisian dan TNI setempat.

“Kita menginginkan kawasan Patiayam tidak sekadar terlihat hijau pada waktu musim penghujan, akan tetapi tetap hijau sepanjang tahun, terutama pada musim kemarau,” ucap Hendy.

Masyarakat setempat memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani tersebut dengan ditanami jagung.

Menurut Hendy, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghijauan di kawasan Pegunungan Patiayam, UMK siap terlibat dalam memberikan pemahaman pentingnya penghijauan serta program jangka panjang yang akan melibatkan masyarakat.

“Pola pikir masyarakat yang berkaitan dengan budi daya pola tanam memang perlu diubah,” tutur Wakil Dekan I Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus itu.

Nantinya akan dibuatkan desain model wanatani, agroforestri yang diterapkan di kawasan Patiayam.

Kelompok tani dan masyarakat desa di kawasan Patiayam akan dikumpulkan pada awal Januari 2019 untuk diberikan pemahaman soal pentingnya penghijauan dan model tanam yang bisa dilakukan petani dalam memanfaatkan lahan hutan.

Gerakan menanam ratusan ribu bibit tanaman tersebut, dijadwalkan akhir Januari 2019.

Masyarakat yang selama ini memanfaatkan lahan untuk bertanam tidak perlu khawatir karena mata pencahariannya tetap bisa dilanjutkan meskipun nantinya ada perbedaan.

Selama penghijauan, rencananya masyarakat masih diperkenankan menanam tanaman semusim, sambil merawat penghijauan yang ditanam.

“Kami juga akan mengusulkan penanaman tanaman jenis buah-buahan agar masyarakat bisa menikmati hasilnya, selain pula akan diupayakan penanaman komoditas tanaman herbal berupa empon-empon sebagai tanaman sela,” pungkas Hendy.

Tanaman empon-empon, antara lain jahe, kunyit, temu lawak, lempuyang, lengkuas, bengle, dan kencur. (*)