Padat Karya Penanaman Mangrove, mampu gerakan Ekonomi Masyarakat Pesisir

TROPIS.CO, BELTIM – Masyarakat Belitung minta agar program padat karya penanaman mangrove dilakukan secara berkesinambungan karena telah memberikan dampak positif terhadap ekonomi daerah dan pendapatan masyarakat di kawasan pesisir.

Harapan ini disampaikan sejumlah anggota masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani hutan mangrove saat berdialog dengan Gubernur Bangka Belitung, di Pantai Pering Desa Mayang, kelapa kampit, Belitung Timur.

Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Roesman bersama Ketua Penggerak PKK Bangka Belitung, Melati dan Kepala Balai PDASHL Baturusa Cerucuk, Tekstianto Kamis (5/10), melakukan penanaman mangrove dalam rangkaian Pemulihan Ekonomi Nasional ( PEN) dampak pandemi Covid 19.

Dalam acara itu, Gubernur Erzaldi juga menyerahkan buku rekening kepada sejumlah anggota dan ketua KTH. Buku rekening ini digunakan untuk pengambilan dana transfer dari Kantor Pembayaran Negara, karena sistem pembayaran program PKPM ini melalui sistem acount to account, ditransfer langsung ke rekening masing masing individu anggota.

Program Padat Karya Penanaman Mangrove atau PKPM merupakan strategi yang dirancang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam upaya menggerakan ekonomi masyarakat pesisir di era pandemi Covid 19.

Pada tahun 2020 ini yang masa penanamannya hingga pertengan Desember dirancang seluas 15000 hektar yang dilaksanakan 34 Unit Pelaksana Teknis Pengendalian DAS dan Hutan Lindung seluruh Indonesia.

Khusus Bangka Belitung menurut Kepala Balai PDASHL Baturusa Cerucuk Tekstianto, mentargetkan penanaman mangrove melalui PEN padat karya ini, seluas 500 hektar tersebar di 4 kabupaten ; Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung Timur, melibatkan sedikitnya 1000 masyarakat yang tergabung dalam 37 kelompok Tani Hutan atau KTH.

Gubernur Erzaldi Roesman mengakui program PKPM telah memberikan kontribusi nyata dalam menggerakan ekonomi masyarakat Bangka Belitung di wilayah pesisir. Dan dampaknya sangat terasa sekali karena kini sedang memasuki musim angin kencang, gelombang tinggi, hingga mengakibatkan nelayan tidak bisa melaut.

” Nah dengan adanya program PKPM mereka punya penghasilan, baik sebagai pengumpul kayu air, propagul, pengisian media semai, maupun mereka yang ikut dalam penanaman,”kata Erzaldi.

Karena itu, Erzaldi sangat merespon harapan masyarakat ini, bahkan menjanjikan segera meluncurkan bantuan berupa dana pengembangan budidaya perikanan di kawasan mangrove, termasuk untuk budidaya kepiting dan udang. Soal berapa besar nilai bantuan itu, belum disebutkannya.

Saipul, seorang nelayan pantai, anggota KTH Berkah Gumbak Lestari Desa Mentawak mengakui, bisa berpendapatan sedikitnya Rp 500 ribu persetengah hari dari pengumpulan propagul mangrove. Dan penghasilan ini jauh lebih tinggi ketimbang pendapatan mencari kepiting yang terkadang dapat dan lebih banyak tak dapatnya.

” Alhamdulillah, disaat kami tidak bisa turun ke laut, kini bisa mengumpulkan propagul,” ujarnya.

Menurut pengakuannya, berangkat pukul 10.00 pulang pukul 13.00, dia mampu mengumpulkan sedikitnya 1000 propagul.Bahkan terkadang lebih, pernah mencapai 2000 batang, saat dia dibantu putranya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Beti Sulami, bendahara KTH Selindang Mangrove Mandiri, yang sebelumnya pelimbang timah, mengaku bisa berpendapatan Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu perhari dari mengisi media semai.

Dia mengatakan, kegiatan mengisi media semai berupa tanah ke gelas plastik bekas air mineral ini dilakukan bersama 20 ibu ibu lainnya. ” Kami mulai kegiatan setelah pekerjaan rumah selesai, siang menjelang sore,”katanya.