P3HH Luncurkan FORPRO

Kepala Badan Litbang dan Inovasi Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. (kiri), didampingi Kepala Biro Humas KLHK Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc,, merilis FORPRO. Foto: KLHK
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc. (kiri), didampingi Kepala Biro Humas KLHK Ir. Djati Witjaksono Hadi, M.Sc,, merilis FORPRO. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) sebagai salah satu institusi penelitian dan pengembangan (Litbang) Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi telah berkiprah dalam kegiatan Litbang hasil hutan lebih dari 100 tahun dan telah menghasilkan beragam ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) untuk mendukung pembangunan kehutanan dan lingkungan.

Berbagai Iptek hasil hutan telah dihasilkan oleh para peneliti P3HH namun belum terkomunikasikan secara luas di masyarakat.

Iptek dan inovasi harus dipastikan dapat diketahui dan dikenal oleh para pemangku kepentingan agar dapat membantu memberikan dasar ilmiah dalam penyelesaian berbagai isu terkait lingkungan hdup dan kehutanan.

Menghadapi tantangan tersebut, P3HH menghadirkan brand untuk memudahkan para pemangku kepentingan mengenal P3HH sebagai upaya nyata dalam meningkatkan kemanfaatan Iptek pengolahan hasil hutan.

Untuk mendukung upaya dimaksud, P3HH melaksanakan diseminasi brand dan karya unggulan P3HH pada tanggal 24 Februari 2020 dengan mengundang para pemangku kepentingan seperti kementerian/lembaga terkait, pelaku usaha, dan awak media.

Baca juga: Suzuki Marine Gelar Clean Up The World di Pulau Pari

Brand P3HH secara resmi diluncurkan oleh Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Dr. Ir. Agus Justianto, M.Sc.

Brand P3HH yang diluncurkan adalah “FORPRO” dengan tagline “More than technology”.

FORPRO merupakan akronim dari Forest Products dimaksudkan untuk memudahkan publik mengenal P3HH atas karya-karya besar yang telah dihasilkan.

Tagline More than Technolgy diangkat untuk memancing keingintahuan publik atas kiprah dan inovasi hasil Litbang lainnya, tidak hanya sebatas teknologi yang dihasilkan.

Selain peluncuran brand, P3HH menampilkan karya unggulan yang telah dihasilkan yaitu teknologi pengolahan limbah batang sawit menjadi produk perkayuan, teknologi arang terpadu, teknologi manufacture super heating reactor, teknologi nano preservative dalam pengawetan kayu, dan pemanenan hutan ramah lingkungan.

Teknologi pengolahan limbah batang sawit merupakan teknologi untuk menghasilkan berbagai produk perkayuan yang banyak dibutuhkan pasar dan sebagai upaya memanfaatkan batang sawit hasil peremajaan secara optimal dan mampu memberikan nilai tambah.

Batang sawit dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri perkayuan di Indonesia dan sekaligus sebagai jawaban atas keraguan publik tentang isu lingkungan dari sawit.

Peneliti P3HH telah berhasil mengolah batang sawit menjadi produk perkayuan seperti kayu lapis, flooring, pintu, dan produk ikutan lainnya seperti perekat kayu.

Dalam pemanfaatan hutan secara lestari, para peneliti P3HH juga berhasil menghasilkan teknik pemanenan hutan ramah lingkungan dengan teknik tree length logging.

Dengan teknik ini diharapkan diameter batang kayu yang dapat disarad dalam pemanenan kayu di hutan dapat mencapai ukuran 30 cm sehingga pengaturan pembagian batang menjadi lebih tepat dan mudah, dan penambahan volume di atas batang cabang utama.

Iptek arang terpadu yang mengolah limbah menjadi arang aktif, arang kompos dan asap cair merupakan teknologi yang banyak diminati masyarakat untuk meningkatkan produktivitas tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan banyak manfaat lainnya.

Dalam bidang ini, P3HH akan mengembangkan teknologi manufacture super heating reactor skala industri dan mendorong komersialisasi produk.

Baca juga: Tinggi Peran Masyarakat dan Dunia Usaha dalam Penanganan Timbulan Sampah

Dalam rangka efisiensi pemanfaatan sumberdaya hutan, P3HH telah mengembangkan teknik pengawetan dan akan terus menghasilkan invensi untuk menghasilkan teknologi nano preservative.

Teknologi nano preservative merupakan teknologi pengawetan kayu dengan memanfaatkan bahan pengawet kayu dalam ukuran nano.

Nanoteknologi telah diindikasikan sebagai solusi untuk pengawetan kayu, karena pengawet kayu dapat digunakan dalam konsentrasi rendah dan memberikan hasil yang optimal dalam hal perlindungan kayu tanpa perubahan warna.

P3HH berharap, dengan terselenggranya acara ini, “FORPRO – more than technology” semakin dikenal dengan berbagai karya unggulannya untuk dapat diaplikasikan dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan berkelanjutan. (*)