Muna Panen Raya di Lahan Cetak Sawah Baru

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19. Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19. Foto: Kementan

TROPIS.CO, MUNA – Masa panen raya sedang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di lokasi cetak sawah baru di Desa Bente, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara.

“Panen raya di Desa Bente ini dilaksanakan dua kelompok tani, yakni Kelompok Tani Salena I dan Kelompok Tani Salena II seluas 67 hektare dari hamparan 100 hektare dengan tingkat produktivitas 3,8 ton per hektare GKP (gabah kering panen),” ujar Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa Bente, La Ode Lambela, Selasa (7/4/2020).

Dari luas lahan Cetak sawah tahun 2019 yang termanfaatkan sekitar 98 hektare, sedangkan 11 hektare telah panen pada bulan Desember 2019 lalu kini memasuki Musim Tanam (MT) kedua dengan umur tanaman sekitar 30 HST (hari setelah tanam).

Meskipun produktivitasnya masih tergolong rendah, tetapi petani merasa puas dengan hasil yang diperoleh dan berusaha untuk meningkatkan produksi pada MT (musim tanam) berikutnya.

“Sekitar 20 hektare mengalami gagal panen, karena kondisi lahan yang belum terkoneksi dengan jaringan irigasi,” ungkapnya.

Baca juga: Alsintan Membuat Panen di Kutai Timur Lebih Efisien

Untuk meningkatakan IP (indeks pertanaman) dan koneksi irigasi pada lahan sawah tersebut, melalui Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2020 Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Muna telah mengalokasikan anggaran pembanguan jaringan irigasi pada lokasi cetak sawah baru.

“Sawah yang puso akibat tidak terairi dengan baik, dan bersama petani setempat merintis jaringan irigasi tersier ke lokasi sawah agar MT berikutnya dapat terkoneksi dengan jaringan irigasi,” jelas La Ode Lambela.

Menurutnya, petani sawah di sini langsung menjual hasil panen dalam bentuk GKP ke petani pebisnis yang juga menangani penggilingan padi.

“Petani pebisnis ini merupakan binaan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TTHP) Kabupaten Muna sebagai cikal bakal tumbuhnya koorporasi petani,” ucap La Ode Lambela.

Kepala Dinas TPHP Muna, La Ode Anwar Agigi mengatakan, petani pebisnis merupakan petani yang berprofesi sebagai petani dan juga terlibat dalam penagananan pasca panen dan pemasaran padi.

“Kami juga akan menfasilitasi dengan peralatan pasca panen dan memudahkan akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR),” ujarnya.

Ia juga menyampaikan, pihaknya akan mendorong peningkatan IP minimal dua kali dalam setahun, yaitu dengan mengoptimalkan semua sumber-sumber air yang ada dan mamastikan ketersediaan sarana produksi (benih, pupuk) tepat waktu dan kehadiran penyuluh pendamping.

Selain di lokasi cetak sawah baru (2019), pada bulan April ini memasuki masa panen padi sawah dan padi ladang pada beberapa lokasi yang tersebar di wilayah Kabupaten Muna.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19.

“Saat ini mulai masa panen raya Maret sampai April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya,” ujar Mentan SYL.

Membicarakan pertanian, menurut Mentan SYL, adalah berbicara soal lapangan.

Bagaimana mempersiapkan bibit dan benih yang baik, budidaya yang tepat, manajemen air yang efektif dan efisien, karena dengan itu semua produktivitas akan meningkat.

“Ini adalah bagian dari konsolidasi, tekad dan kemauan kita agar besok kita siap kerja lebih baik dan terarah,” kata Mentan SYL.

Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy berharap setelah panen segera ditanami kembali. Diharapkan produksi juga semakin meningkat sehingga Muna jadi lumbung padi.

“Mohon lahan dipelihara dengan baik. Bila sudah bisa ditanam dua kali setahun, terus diupayakan menjadi tiga kali setahun. Satunya lagi untuk menanam jagung,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy juga meminta petani untuk memanfaatkan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) semaksimal mungin, baik itu pompa, rice transplater, traktor roda empat, dan sebagainya jangan sampai tidak dipakai.

Baca juga: Fasilitas Pengendalian Infeksi Covid-19 di Pulau Galang Siap Digunakan

“Tolong bantuan Alsintan dimanfaatkan betul, jangan sampai tidak dimanfaatkan bahkan ada yang dijual.”

“Kita sedang inventarisir penggunaannya dan bila diketahui tidak dipakai maka akan ditarik kembali,” sebutnya.

Begitu juga dengan jaringan irigasi atau embung, Sarwo Edhy mempersilakan dinas terkait mengajukan bila dibutuhkan.

Menurutnya, kunci utama pertanian adalah ketersediaan air.

“Beberapa waktu lalu saya cek irigasi dan embung di beberapa daerah, bantuan pemerintah pusat juga.”

“Alhamdulillah sangat bermanfaat dapat mengairi persawahan begitu luas,” ungkap Sarwo Edhy. (*)