Menteri Siti Lantik Hudoyo sebagai Dirjen PDAS Rehabilitasi Hutan

TROPIS.CO, JAKARTA – Setelah menjabat pelaksana tugas Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung selama hampir 1,4 tahun, kemudian  pekan lalu, Menteri lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melantik Ir Hudoyo MM menjadi Dirjen PDAS Rehabilitasi Hutan.

Sebelumnya, Hudoyo, menjabat sebagai Plt Dirjen PDASHL mengisi kekosongan setelah pejabat sebelumnya, Ida Bagus Putra Partama, memasuki masa pensiun. Hudoyo yang saat itu sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Energi, oleh Menteri Siti Nurbaya ditetapkan menjadi Plt Dirjen PDASHL.

Selain melantik Hudoyo, Menteri Siti juga melantik sejumlah pejabat fungsional. Dan pelantikan itu dihadiri Wamen Aloe Dohong, Sekjen Bambang Hendroyono, juga sejumlah pejabat tinggi Kementerian LHK lainnya.

Menteri Siti Nurbaya mengingatkan bahwa semua aparatur Kementerian LHK untuk bekerja lebih keras lagi, karena dituntut untuk memulihkan ekonomi dampak pandemi covid 19. Sekaligus memulihkan lingkungan, termasuk kawasan hutan yang cenderung kritis.

Khusus PDAS RH kini sedang dilaksanakan program Padat Karya Penanaman Mangrove ( PKPM) yang merupakan salah satu program PEN kementerian LHK yang ditargetkan untuk mempercepat pergerakan ekonomi masyarakat pesisir.

Walau dalam rencana target penanaman seluas 15000 hektar tapi realita lapangan, kata Menteri Siti Nurbaya, bisa mencapai 16.000 hektar, dan telah membuka kesempatan 5,9 juta hari orang kerja.

Program ini diakui telah memberikan kontribusi nyata dengan adanya permintaan masyarakat untuk dilakukan secara terus menerus.

Keinginan ini bukan suatu yang berlebihan, karena presiden sudah memberikan arahan, bahwa strategi pembangunan kini dan ke depan, harus berbasiskan pemulihan lingkungan.

Padat Karya Penanaman Mangrove dinilai suatu langkah yang nyata dari arahan Presiden itu. Karena itu, untuk tahun mendatang hingga tahun tahun berikutnya telah dirancang penanaman mangrove seluas 600 ribu hektar.

Strategi inipun diakui Siti sudah seiring dengan pola pembangunan yang diawali dari hulu, tengah hingga hilir. Dari hulu telah dirancang program pengembangan bibit berskala besar yang mampu memproduksi paling tidak 5 juta bibit pertahun.

Bukan hanya itu, Siti juga mengingatkan bahwa pembangunan tidak lepas dari pengawasan. Karena itu, peran pengawasan harus terus dilakukan oleh pimpinan kepada tim kerjanya masing masing.