Menteri LHK Siti Nurbaya Pimpin Gerakan Pemulihan DAS 2019 di Batu Malang

TROPIS.CO, BATU – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dijadualkan memimpin puncak acara Gerakan Nasional Pengendalian DAS di Desa Oro Oro Ombo, Batu, Malang, Kamis (5/12/2019).

Plt Dirjen PDAS – Hutan Lindung, Hoedojo Oerip mengatakan itu kepada TROPIS, di Batu, Malang, Rabu sembari menambahkan, kegiatan ini akan diikuti dari berbagai elemen masyarakat; selain unsur pemerintah, juga petani Kebun Bibit Rakyat, Petani Hutan Rakyat, Kelompok Tani Hutan, Penyuluh, Forum DAS, dan Mahasiswa, Pelajar dan anggota Pramuka.

Puncak acara Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai (GNPDAS) tahun 2019, bertema “Pulihkan Lahan Membangun Masa Depan”.

Melalui tema ini GNPDAS diharapkan dapat menjadi inspirasi masyarakat untuk melakukan pemulihan hutan dan lahan.

GNPDAS, jelas Hoedojo Oerip merupakan gerakan yang diinisiasi KLHK bersama masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam memulihkan hutan dan lahan, dalam usaha penyelamatan sumber daya air, produktivitas lahan, perubahan iklim dan pencegahan bencana hidrometeorologi.

Dikatakannya, program ini , pengembangan atas agenda tahunan penanaman pohon pada kegiatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dengan perspektif yang lebih luas yaitu pemulihan lahan kritis di hulu DAS.

” Semangat GNPDAS sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo,” ujarnya.

Presiden meminta agar dalam penanganan wilayah kritis harus dilakukan secara komprehensif dengan prinsip keterpaduan pekerjaan penanaman, sipil teknis, dan teknik pembibitan, serta mengaktifkan semua unsur dan elemen dan partisipasi masyarakat.

Presiden Joko Widodo, lanjut Hoedojo, mengharapkan penanganan wilayah kritis harus menghasilkan perubahan, membangun kesempatan kerja dan mengatasi kemiskinan selain mengatasi permasalahan lingkungan.

Peringatan GNPDAS tahun 2019 ini berlangsung dari tanggal 4 hingga 5 Desember 2019. Desa Oro-oro Ombo dipilih sebagai lokasi puncak peringatan karena memiliki kisah sukses dalam upaya pelestarian sumber daya alam.

Wilayah ini merupakan bagian dari hulu DAS Brantas yang termasuk dalam 15 DAS Prioritas Nasional, serta berbatasan langsung dengan kawasan Hutan Lindung Panderman.

Desa Oro-oro Ombo terletak pada kawasan pariwisata yang sedang berkembang serta berada di Demonstration Plot (Demplot) Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UPSA) yang sedang dibangun oleh KLHK pada tahun 2019.

Di Desa Oro-oro Ombo ini KLHK bersama masyarakat membangun Demplot UPSA yang merupakan unit percontohan sistem usaha tani terpadu atau integrated farming system.

Dalam Demplot UPSA, diterapkan teknik-teknik konservasi tanah untuk melakukan intensifikasi pengelolaan lahan dengan memperhatikan daya dukung lahan.

Demplot UPSA ini dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Panderman pada areal seluas ± 10 hektare dan menjadi tempat pelatihan dan edukasi bagi pihak terkait dalam upayanya untuk melestarikan hutan dan lahan.

Demplot UPSA ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) secara vegetatif dan sipil teknis berbasis wisata.

Kegiatan yang dikembangkan di dalam Demplot UPSA ini berupa persemaian untuk budidaya tanaman kayu-kayuan seperti sengon, waru, jati, eukaliptus, pinus.

Selain itu juga terdapat tanaman Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) semacam macadamia, nangka, alpukat, mangga, serta tanaman sela seperti empon-empon, kopi, jahe.

Selain itu di Demplot ini, juga dapat dikembangkan berbagai jenis ternak, seperi kambing, kelinci melalui kandang komunal.

Bahkan juga kegiatan ekonomi produktif lainnya,seperti pengolahan lebah madu, pengolahan pupuk kompos.

Terkait dengan rehabilitasi lahan, masyarakat diberi pengetahuan dan praktek membuat bangunan konservasi tanah dan air atau RHL sipil teknis berupa embung, biopori, dam penahan, dan gully plug.

Pada hari pertama rangkaian puncak acara GNPDAS, Rabu (4/12/2019), diisi dengan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat.

Kegiatan tersebut antara lain adalah lomba mewarnai dan menggambar yang diikuti oleh pelajar Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

Kemudian diselenggarakan juga sarasehan, lomba terampil antar Kelompok Tani Hutan, serta beragam kesenian tradisional. (*)