Menebar Benih Role Model Pendamping Perhutanan Sosial

Proses Pelatihan

Itulah sedikit cuplikan suasana kelas belajar yang terjadi di gelombang ke-5 angkatan 10 kelas pendampingan perhutanan sosial BDLHK Samarinda yang saya ampu.

Saat ini keseluruhan proses e-learning telah tuntas. Ada enam gelombang dengan peserta pelatihan sebanyak 3000 pendamping dan petani pemegang izin perhutanan sosial.

Setiap gelombang rata-rata diikuti oleh 500 peserta yang tersebar di tujuh Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan  (BDLHK) di seluruh Indonesia serta 1 Pusat Diklat di Bogor.

Proses pelatihan pada setiap kelas dilaksanakan selama empat hari.  Terdiri dari sesi pagi dan sesi siang. Sesi pagi berdurasi sekitar empat jam, yang diisi dengan kegiatan tatap muka virtual untuk mendiskusikan materi bersama pengajar. Sesi siang dilaksanakan sekitar dua hingga tiga jam. Sesi dimana peserta dipandu oleh fasilitator dari BDLHK mengerjakan tugas mandiri melalui Learning Management System (LMS).

Materi yang diberikan selama proses e-learning terbagi menjadi  delapan mata pelajaran.  Diawali dengan penjelasan umum kebijakan perhutanan sosial dan alur pelatihan. Materi kedua (MP2) mendisusikan tentang kondisi kesehatan dan kondisi ekonomi peserta.

Topik antisipatif dalam situasi pandemi Covid-19. MP1 dan MP2 dapat dikategorikan sebagai materi pengantar untuk membawa peserta berada dalam pusaran program perhutanan sosial. Materi Pelajaran ke-3 hingga ke-8, adalah materi inti untuk proses pendampingan.

Berhasilnya kegiatan perhutanan sosial ditandai oleh 3 ukuran yaitu indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan. Indikator ekonomi seringkali menjadi yang utama, karena paling mudah dilihat.

Arsitektur materi pelajaran dibuat seperti pohon dengan MP3 sebagai akar penyangga, dan batang serta cabang lainnya diatasnya terdiri dari lima materi pelajaran lain, yaitu pendampingan tahap awal, pengelolaan Kawasan, aspek pemasaran dan jejaring pasar, pengelolaan pengetahuan, serta monitoring dan evaluasi. Keseluruhan materi pelajaran tersebut diberikan kepada peserta dengan harapan kelak akan menghasilkan buah kebaikan berupa kegiatan perhutanan sosial yang berhasil.

Berhasil?? Yaa…kata yang menjadi mimpi bersama para pendamping dan pemegang izin perhutanan sosial.

Berhasilnya kegiatan perhutanan sosial ditandai oleh tiga ukuran yaitu  indikator ekonomi, sosial, dan lingkungan.  Indikator ekonomi seringkali menjadi yang utama, karena paling mudah dilihat.