Kulon Progo Kembangkan Beras Premium 200 Hektare

Kulon Progo kembangkan kawasan beras premium yang dikerjasamakan dengan Lembaga Sertifikat Organik (LSO) supaya kelompok tani bisa menanam padi secara organik. Foto : Bukalapak
Kulon Progo kembangkan kawasan beras premium yang dikerjasamakan dengan Lembaga Sertifikat Organik (LSO) supaya kelompok tani bisa menanam padi secara organik. Foto : Bukalapak

TROPIS.CO, KULON PROGO – Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan mengembangkan kawasan beras premium seluas 200 hektare di Desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, dalam rangka modernisasi sektor pertanian.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Tri Hidayatun di Kulon Progo, Minggu, mengatakan rencananya pengembangan kawasan beras premium ini akan dikerjasamakan dengan Lembaga Sertifikat Organik (LSO) supaya kelompok tani bisa menanam padi secara organik.

“Tahun ini, tanamnya akan dilaksanakan pada awal Oktobber dengan luas lahan 200 hektare,” tutur Tri Hidayatun.

Ia mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan memberikan bantuan berupa benih per hektare 25 kilogram, dan pupuk organik.

Harapanya, pemakaian pupuk organik akan memperbaiki tanah dan meningkatkan produksi.

Selain itu, nanti ada perlakuan budi daya organik, mulai dari awal pengolahan tanah hingga panen tetap dikawal oleh LSO.

“Pada 2019 kita kerja dengan LSO, disisi lain, pada tahun ini kami memberikan bantuan pada alat penjaring air untuk mengurangi bahan-bahan kimia,” katanya.

Dia menambahkan, selain menggalakan tanaman beras premium, pihaknya menggalakan penanaman padi organik.

“Kami juga melakukan modernisasi pertanian untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian,” ungkap Tri.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Bambang Tri Budi mengatakan sejak 2017, Kelompok petani Ngudi Rejeki Kecamatan Kalibawang telah mengolah lahan seluas 40 hektare padi beras premiun.

Lahan luas 40 hektare tersebut mampu menghasilkan 240 ton per tahun.

“Produksi beras premium baru mencukupi permintaan ASN di lingkungan Dinas Pertanian dan Pangan, serta Bappeda.”

“Jumlah itu pun sangat terbatas dan belum mampu mencukupi permintaan ANS di lingkungan Pemkab Kulon Progo,” ujar Bambang.

Ia mengatakan ke depan, pihaknya mendorong petani menanam beras premium dan organik untuk meningkatkan nilai jual produk pertanian.

“Luas lahan pertanian di Kulon Progo setiap tahunnya mengalami penyusutan, salah satu untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, yakni modernisasi pertanian,” pungkas. (*)