KLHK Gelar E- Learning untuk Tingkatkan Kompetensi Petani Perhutanan Sosial

Kegiatan E-Learning digelar bareng Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dengan Badan Penyuluhan dan SDM Lingkungan dan Kehutanan. Foto: KLHK
Kegiatan E-Learning digelar bareng Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dengan Badan Penyuluhan dan SDM Lingkungan dan Kehutanan. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Upaya Menteri Siti Nurbaya mengangkat ekonomi masyarakat pedesaan seakan tak ada hentinya.

Kini di saat pandemi Covid-19, agar kompetensi dan ekonomi petani hutan, tetap eksis dan meningkat, Siti merancang modul E- Learning bagi anggota kelompok Perhutanan Sosial.

Tidak kepalang tanggung, setidaknya 3000 petani Kelompok Usaha Perhutanan Sosial atau KUPS akan dilibatkan.

Mereka akan dibagi dalam 100 angkatan pada E- Learning yang akan digelar 27 April besok hingga 18 Juni mendatang.

“Ibu Menteri minta setiap angkatan minimal 30 orang dengan waktu total sekitar 25 jam, ya kurang lebih 1 jam-an sehari,” kata Bambang Soepriyanto.

Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan ini mengatakan, kegiatan E-Learning digelar bareng Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dengan Badan Penyuluhan dan SDM Lingkungan dan Kehutanan.

Baca juga: Diselesaikan Pembangunan RS Akademi UGM Sebagai RS Rujukan Covid-19 di Yogyakarta

Implementasi pelaksanaan pelatihan dengan sistem daring atau e-learning ini lanjut Bambang , akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia dengan dikoordinir oleh Pusat Diklat SDM KLHK, Balai Diklat LHK seluruh Indonesia dan Balai PSKL wilayah Sumatera, Jawa Bali Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Papua.

Adapun pelatihan ini bertujuan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat yang terlibat program Perhutanan Sosial secara berkesinambungan.

“E-learning ini sekaligus difungsikan untuk sosialisasi mitigasi/penanganan Covid-19 kepada masyarakat atau kelompok Perhutanan Sosial (PS) dan para pendamping PS di seluruh Indonesia, kelompok kerja percepatan PS (Pokja PPS) dan NGO/komunitas/aktivis perhutanan sosial,” ujar Bambang Soepriyanto lagi.

Target yang hendak dicapai, jelas Dirjen PSKL itu, selain mengoptimalkan langkah-langkah pengelolaan dan aktivitas program Perhutanan Sosial, kegiatan berupa pelatihan jarak jauh ini diharapkan dapat mendorong penyadartahuan terhadap mitigasi dan pencegahan penularan Covid-19.

Selain materi yang bakal disampaikan dalam E- Learning itu, juga berkaitan dengan pengendalian Karhutla dan Prakondisi Petani Hutan, Panduan Role Model Pendampingan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Hutan dan Lingkungan, Kerja Sama Akses Permodalan dan Akses Pasar, serta Monitoring dan Evaluasi Perhutanan Sosial juga akan dijelaskan lewat komunikasi dua arah oleh para narasumber.

Di tengah Pandemi Covid-19, berbagai produk hasil petani hutan diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh, karena mengandung banyak zat pendorong imunitas tubuh manusia yang diolah dari alam.

Dikatakan Bambang, kelompok usaha Perhutanan Sosial dari waktu ke waktu terus bertambah. Dan hingga 22 Maret kemarin, telah ada 6.940 Kelompok KUPS.

Terdiri dari komoditas agroforestri (25 persen), buah-buahan (17 persen), wisata alam (11 persen), kayu-kayuan (13 persen), kopi (8 persen), tanaman pangan (8 persen), madu (5 persen), aren (4 persen), hasil hutan bukan kayu lainnya (4 persen), rotan dan bambu (3 persen), dan kayu putih (1 persen).

Baca juga: Danu Wicaksana: Di Tengah Pandemi Covid-19, Ada Kenaikan Demand Signifikan

Dengan pendampingan melalui program PS, produk para petani hutan tersebut kini sudah dikemas lebih modern dan melalui teknologi pengolahan yang memenuhi standar layak konsumsi.

Produk juga telah diteliti secara ilmiah kandungan antioksidan dan pelbagai zat yang membantu meningkatkan imunitas tubuh manusia dari serangan mikroogranisme penyebab penyakit.

”Ibu menteri terus mendorong petani hutan untuk meningkatkan produksinya, karena peminatnya juga semakin banyak,” ungkap Bambang lagi.

Dengan program ini, diharapkan ekonomi rakyat terus bergerak di tengah tantangan menghadapi pandemi Covid-19 ini. (Trop 01)