KLHK Kembangkan Biogas dari TBK Sawit Bersama Masyarakat

Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non Limbah Ditjen Pengolahan Sampah Limbah dan B3 KLHK Sinta Saptarina Soemiarno aat mengunjungi pabrik Biogas di Desa Cendil, Kelapa Kampit, Belitung Timur. Foto : Usmandie/tropis.co
Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non Limbah Ditjen Pengolahan Sampah Limbah dan B3 KLHK Sinta Saptarina Soemiarno aat mengunjungi pabrik Biogas di Desa Cendil, Kelapa Kampit, Belitung Timur. Foto : Usmandie/tropis.co

TROPIS.CO, BELITUNG – Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama masyarakat, mengembangkan energi biogas berbahan baku tandan buah kosong (TBK) kelapa sawit.

Setidaknya sudah tujuh provinsi yang dijadikan daerah pengembangan, antara lain, Riau di Kabupaten Pelalawan, di Sumatera Utara, di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Provinsi Bangka Belitung (Babel).

“Di Babel kita awali di Desa Cendil, Kelapa Kampit Belitung Timur.”

“Pemerintah pusat menyiapkan anggaran dan teknologinya, sedang pemerintah daerah menyiapkan lahannya dengan status clear and clean,” tutur Sinta Saptarina Soemiarno, Direktur Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah Non Limbah Ditjen Pengolahan Sampah Limbah dan B3 itu.

Sinta menjelaskan dalam pengembangan biogas ini Kementerian bekerja sama juga dengan perguruan tinggi setempat.

“Di Belitung Timur kita bekerja sama dengan Universitas Bangka Belitung,” kata Sinta saat mengunjungi pabrik biogas di Desa Cendil, Minggu (16/12/2018).

Dengan dikembangkan biogas ini diharapkan mampu membantu masyarakat, terutama untuk memenuhi kebutuhan gas rumah tangga.

Dengan adanya pabrik biogas ini maka ada sekitar 20 rumah tangga yang bisa menikmati gas untuk keperluan memasak.

Sebelumnya, warga memasak dengan menggunakan kayu bakar.

Tidak sebatas itu, bagi rumah tangga yang selama ini menggunakan gas Pertamina, pemanfaatan biogas bersumber TBK dan limbah ini akan mampu menghemat anggaran rumah tangga.

Berapa besar tingkat penghematan itu, Sinta mengakui relatif besar, mengingat harga gas di Belitung relatif lebih tinggi.

“Saya dapat info untuk gas tabung 12 kg di Belitung mencapai Rp200 ribu/tabung. Tentu, bila dengan biogas akan sangat murah,” ujar Sinta.

Pengembangan biogas dari sampah ini ditargetkan mampu menjadi substitusi energi yang tak bisa diperbaharui.

Bahan bakunya, selain TBK sawit juga bisa memanfaatkan sampah pasar. (*)