Kementerian PUPR Siap Beli 10 Ribu Ton Karet Petani untuk Mitigasi Dampak Covid-19

Karet dari para petani tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan Direktorat Jenderal Bina Marga melakukan pemeliharaan rutin jalan dengan menggunakan bahan campuran karet dan pengerjaannya dilakukan dengan program Padat Karya Tunai (PKT). Foto: Nusakini.com
Karet dari para petani tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan Direktorat Jenderal Bina Marga melakukan pemeliharaan rutin jalan dengan menggunakan bahan campuran karet dan pengerjaannya dilakukan dengan program Padat Karya Tunai (PKT). Foto: Nusakini.com

TROPIS.CO, JAKARTA – Sebagai upaya mitigasi dampak Covid-19 untuk menjaga daya beli masyarakat di perdesaan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga akan membeli langsung karet dari para petani sebanyak 10 ribu ton yang bernilai Rp100 miliar.

Karet dari para petani tersebut akan digunakan untuk mendukung kegiatan Ditjen Bina Marga melakukan pemeliharaan rutin jalan dengan menggunakan bahan campuran karet dan pengerjaannya dilakukan dengan program Padat Karya Tunai (PKT).

Lewat pemeliharaan rutin jalan diharapkan dapat menjaga kemantapan ruas-ruas jalan nasional guna mendukung pergerakan orang dan barang (logistik).

“Pembelian aspal karet tersebut sebagai salah satu mitigasi dampak Covid-19 yang menyebabkan produksi karet sulit diserap oleh pasar karena aktivitas ekonomi yang terhenti.”

“Untuk itu Kementerian PUPR telah menyiapkan anggaran sebesar Rp100 miliar untuk membeli 10 ribu ton karet langsung dari petani di sejumlah wilayah produsen karet sebagai bahan campuran aspal karet,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (4/5/2020).

Baca juga: Di tengah Pandemi Covid-19, Minim Peran Saintis dan Ahli Kesehatan sebagai Pencerah di Media Sosial

Menurut Menteri Basuki, mekanisme pembelian aspal karet tersebut akan dilakukan oleh Balai/Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Kementerian PUPR di sejumlah daerah, seperti Medan, Palembang, Padang, Lampung, Banjarmasin, Pontianak, Balikpapan dan daerah lain penghasil karet.

“Masing-masing Balai Jalan akan membeli langsung dari petani yang tergabung dalam kelompok petani UPPB (Unit Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet),” ujarnya.

Dia mengatakan, kelebihan campuran aspal karet alam yakni dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.

“Aspal karet memiliki tingkat perkerasan lebih baik, tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, dan daya tahan lebih tinggi dibanding aspal biasa,” tutur Basuki.

Penggunaan aspal karet untuk preservasi jalan sudah dilakukan Kementerian PUPR di beberapa lokasi jalan nasional, salah satunya di ruas Ciawi-Sukabumi, Jalan Nasional Bts. Karawang-Cikampek, Jalan Nasional Lintas Tengah Jawa ruas Ajibarang-Banyumas-Klampok-Banjarnegara, dan Jalan Nasional Ruas Muara Beliti-Bts Kabupaten Musi Rawas-Tebing Tinggi-Bts Kota Lahat.

Selain pembelian aspal karet dari petani, Kementerian PUPR juga telah menyiapkan anggaran sebesar Rp25 miliar untuk pembelian resin produksi PT Perhutani sebesar 800 ton untuk pengecatan marka jalan.

Resin produksi PT Perhutani tersebut terbuat dari getah pohon pinus sehingga lebih ramah lingkungan dibanding dengan C5 Petroleum resin sebagai bahan baku untuk cat markah jalan dan tingkat rekat produk resin berbahan baku getah pohon pinus juga dipercaya lebih kuat dan tentunya lebih terjangkau.

Sebagai upaya mitigasi dampak Covid-19, Kementerian PUPR juga telah melakukan refocussing kegiatan untuk pemeliharaan rutin jalan dan jembatan yang akan dilaksanakan dengan skema Padat Karya Tunai (PKT) yang menargetkan penyerapan tenaga kerja sebanyak 17.157 orang.

“Program PKT Kementerian PUPR dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur yang melibatkan masyarakat atau warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.”

“Tujuan utama Padat Karya untuk mempertahankan daya beli masyarakat di perdesaan, dimana pelaksanaannya tetap memperhatikan protokol physical distancing untuk pencegahan penyebaran Covid-19,” ungkap Menteri Basuki.

Baca juga: Program E-Learning Petani Hutan, The New Normal

Di tahun 2020 ini, anggaran PKT dialokasikan sebesar Rp11,21 triliun untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mengurangi angka pengangguran, khususnya di kawasan perdesaan.

Salah satu kegiatan PKT adalah pemeliharaan rutin jalan sepanjang 47.017 kilometer dengan anggaran Rp518,44 miliar yang ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 12.197 orang dan pemeliharaan rutin jembatan sepanjang 496,08 kilometer dengan anggaran Rp110,56 miliar yang ditargetkan menyerap tenaga kerja sebanyak 4.960 orang.

Anggaran tersebut digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan berupa pembersihan rutin saluran (drainase), pembersihan bangunan pelengkap jembatan, pembersihan perlengkapan jalan yakni patok dan rambu, pengecatan sederhana median jalan dan jembatan, pengendalian tanaman atau pemotongan rumput pada bahu jalan, dan untuk upah pekerja. (Jos)