Jika Ingin Bahagia, Berempatilah pada Alam

Darhamsyah (kiri) menyerhkan buku karyanya kepada aktivis lingkungan Ully Sigar Rusady dan Erna Witoelar. Foto: dok.KLHK
Darhamsyah (kiri) menyerahkan buku karyanya kepada aktivis lingkungan Ully Sigar Rusady dan Erna Witoelar. Foto: dok.KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Munculnya banyak persoalan lingkungan yang kian mengkhawatirkan, seperti kebakaran hutan, timbunan sampah, kekeringan, banjir, dan lainnya tak bisa lepas dari sikap hidup manusia. Di era teknologi yang serba buatan, digital dan otomatis ini juga menimbulkan disrupsi pada hubungan antara manusia dengan alam.

Tidak hanya berdampak buruk bagi alam, tetapi sebenarnya disrupsi itu juga membuat manusia sulit bahagia. “Orang yang terus menerus hidup di dalam ruangan, kalau piknik ke mall, jauh dari alam, justru hidupnya akan gelisah. Dia mungkin memperoleh kegembiraan tapi hanya sesaat. Beda gengan orang yang sering beraktivitas di alam terbuka, liburan ke alam, naik gunung, dan sebagainya, kegembiraan di dalam dirinya lebih permanen,” papar Dr. Ir. Darhamsyah, M.Si. kepada Tropis.co saat ditemui di sela peluncuran buku karyanya Enjoy Life with Eco-Life, di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (17/9).

Darhamsyah yang sudah 34 tahun mengabdi sebagai ASN di Kementerian LHK menegaskan bahwa makin orang terhubung dengan alam (nature relativeness), makin dekat dan berempati dengan alam, maka orang akan merasa bahagia (enjoy). Ia kemudian memaparkan formula NEW (Nature relativeness, Emotional intelligence,Wellness). “Jadi kalau mau jadi manusia baru, NEW human, milikilah keterhubungan dengan alam, kecerdasan emosional atau kecerdasan lingkungan, dan selalu memberi kesejahteraan kepada semua makhluk hidup,” pesannya. Kecerdasan lingkungan ia maknai sebagai rasa empati terhadap kehidupan.

Untuk mengatasi masalah sampah atau menjaga lingkungan, tambahnya, tidaklah sulit jika dilakukan dari diri sendiri dan dilatari rasa enjoy. Dengan demikian orang akan semakin sadar untuk memilah sampah, kemudian membawa sampah yang bisa didaur ulang ke pusat daur ulang atau ke bank sampah.

Ia pun mengajak siapa saja untuk selalu menjaga lingkungan karena merasa enjoy, bukan karena tugas, peraturan maupun larangan. “Melalui buku ini mau saya sampaikan bahwa sebenarnya menjaga lingkungan adalah menjaga diri kita sendiri. Jika Anda mencintai kehidupan, maka kehidupan akan mencintai Anda,” tegasnya. (rin)