Ide Cerdas Solusi Covid-19

Erna Rosdiana, Ide cerdas disaat pandemi Covid 19

TROPIS.CO, JAKARTA –  Covid-19 (coronavirus disease 2019) mulai terdeteksi mewabah di Indonesia pada pertengahan bulan Maret 2020.  Penyesuaian-penyesuaian aktivitas untuk memitigasi penyebaran virus pun diumumkan oleh pemerintah. Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan instruksi untuk segera mencari tahu bagaimana kondisi para petani Perhutanan Sosial.

Sejauhmana ekonomi mereka terdampak dan sejauhmana kondisi kesehatan mereka.   Disamping itu beliau pun mengarahkan agar dilakukan pelatihan jarak jauh untuk solusi agar Perhutanan Sosial tetap beraktivitas walau dalam kondisi darurat. Dan tetap pada koridor protokol kesehatan yang ditetapkan WHO yaitu Social Distance.

Terhadap arahan tersebut, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan –  Bapak Bambang Supriyanto –  menugaskan Direktur Penyiapan Kawasan Perhutanan Sosial dan Direktur Kemitraan Lingkungan untuk mengembangkan metode pelatihan jarak jauh bagi kelompok tani hutan bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM).

Dalam merespon tugas ini yang terpikir awalnya adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning seperti yang sudah banyak dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan.

Namun diketahui kemudian bahwa yang dimaksud dengan pelatihan jarak jauh ini bukan sekedar proses belajar materi melalui sistem e-learning seperti biasa tetapi perlu interaksi dengan peserta sebagaimana pelatihan dalam ruang kelas sehingga kepada para peserta dapat diberikan uang saku harian sebagai bantuan pendapatan harian kepada mereka.

Dengan cara ini anggaran APBN tetap dapat tersalurkan untuk menggerakkan perekonomian yang terganggu akibat kondisi darurat covid19.  Inilah ide cerdas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang menjadi tantangan bagi unsur pelaksanaan teknis untuk menjalankannya.

Sejak awal, satu hal yang kurang diyakini adalah kondisi signal dan jaringan internet di tempat-tempat sasaran peserta yaitu tempat tinggal para petani  di pelosok nusantara  yang tersebar di lebih kurang 5000 desa sekitar kawasan hutan.

Disamping itu kemampuan petani dalam menggunakan teknologi informasi mengakses sistem e-learning, media video conference  serta kondisi mobile phone yang dipunyai para petani sempat diragukan.  Namun hal ini tidak menyurutkan upaya untuk secepatnya merealisasikan pelatihan dengan menggunakan teknologi informasi ini.

Untuk mengetahui kesiapan peserta atas penggunaan teknologi informasi, dilakukan uji coba tanggal 24 Maret  2020 dengan mengundang beberapa pendamping dan petani dalam zoom meeting dengan tema “Apa Kabar Petani Hutan”.

Komunikasi dengan para pendamping dan petani dalam zoom meeting pun mengalir secara alami dengan kualitas suara cukup jelas.  Walau beberapa petani masih malu-malu berbicara tetapi sebagian dari mereka yang umumnya pendamping menyampaikan apa yang dialami masyarakat akibat adanya kondisi darurat covid19.

Beberapa produk Perhutanan Sosial tersendat pemasarannya.  Jumlah pengunjung ke lokasi wisata yang mereka kelola menurun.  Dan kondisi keuangan mereka tidak bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan pinjaman ke Bank atau Badan Layanan Umum.

Pertemuan yang  berlangsung 1,5 jam ini berhasil menampung informasi  kondisi perekonomian dan kesehatan yang dialami masyarakat juga memberikan kegembiraan kepada para pendamping dan petani.

Komunikasi secara langsung tatap muka via video, jarak yang jauh terasa dekat. Mereka pun merasa diperhatikan dan dipedulikan.

Dari pengalaman uji coba ini keyakinan meningkat bahwa pelatihan jarak jauh dengan menggabungkan sistem e-learning dan video conference dapat dilaksanakan dan akan memberikan manfaat ganda, utamanya  untuk menumbuhkan rasa bahwa dalam kondisi sulit ini negara hadir  di tengah mereka dan akan menjadi energi baru meningkatkan kepercayaan dirinya.

Disamping hal-hal teknis, untuk penyelenggaraan metode  baru ini juga perlu disiapkan perangkat administrasi dan payung hukum.  Revisi DIPA, penetapan Standar Biaya Khusus dan Pedoman Pelaksanaan perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang.

Rapat koordinasi Ditjen PSKL dengan BP2SDM tanggal 14 April 2020 memutuskan  pembagian tugas secara jelas yaitu penyelenggaraan pelatihan sepenuhnya oleh BP2SDM yang membawahi  8 unit kerja pelaksana pelatihan dan Ditjen PSKL bertugas menyediakan peserta dan narasumber untuk melengkapi para tutor dan Widyaiswara.

Materi pelatihan bukan sekedar teori tetapi banyak hal praktik operasional yang akan dipertanyakan.  Sehingga pelatihan ini pun menjadi ajang konsultasi.

Gelombang pertama sebanyak 16 angkatan dengan jumlah peserta 500 orang digelar tanggal 27-30 april 2020. Setiap pelatihan berlangsung selama 4 hari dengan jumlah peserta antara 30-35 orang per angkatan.   Dilanjutkan gelombang kedua 18 angkatan tanggal 5-9 Mei 2020 dan gelombang ketiga  18 angkatan tanggal 12-15 Mei 2020.

Pelatihan dilaksakan serentak secara paralel di BDLHK Pematang Siantar, BDLHK Pekanbaru, BDLHK Bogor, BDLHK Kadipaten, BDLHK Samarinda, BDLHK Makassar, BDLHK Kupang dan Pusat Pendidikan dan Latihan LHK di Bogor.

Sampai berakhirnya gelombang ketiga telah mencapai 52 angkatan diikuti 1.581 orang peserta dari target yang direncanakan 100 angkatan sebanyak 3.000 orang peserta.  Tiga gelombang lagi akan diselenggarakan setelah  Hari Raya Iedul Fitri.

Pasca pelatihan tibalah tugas Balai PSKL Sumatera, Balai PSKL Jabalnusra, Balai PSKL Kalimantan, Balai PSKL Sulawesi dan Balai PSKL Maluku Papua menyalurkan uang harian selama empat hari sebesar Rp 600.000,- ditambah kuota internet sebesar Rp 200.000,- untuk setiap orang peserta.  Lumayan untuk menambah pendapatan di masa covid-19 yang sulit ini tentu sangat bermanfaat bagi petani.

Akhirnya semua keraguan terbantahkan.  Sampai gelombang ketiga  Pelatihan Perhutanan Sosial Jarak Jauh ini terlaksana dengan baik.  Bahkan mampu menghidupkan suasana baru di tengah kondisi darurat covid19 dan puasa Ramadhan tahun ini.

Semangat petani Perhutanan Sosial telah menular kepada pendamping, panitia, tutor, widyaiswara, narasumber, observer  bersama-sama meningkatkan kapasitas diri masing-masing.  Dalam keterlibatannya mereka pun tak terbendung berbagi kebahagiaan melalui media sosial menyajikan berita-berita inspiratif dari e-learning Perhutanan Sosial untuk halayak.

Saya bahagia menjadi bagian dari upaya menjalankan ide cerdas ini.  Salam lima jari Perhutanan Sosial.

Erna Rosdiana
Direktur Penyiapan Kawasan  Perhutanan Sosial 
Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan