Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim Pangkas Impor LPG hingga 1 Juta Ton per Tahun

Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja. Foto: PT Bukit Asam Tbk
Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja. Foto: PT Bukit Asam Tbk

TROPIS.CO, JAKARTA – Proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dipastikan akan dilanjutkan untuk mengurangi ketergantungan pada impor liquified petroleum gas (LPG) dan subsidi LPG pemerintah.

Kepastian tersebut didapat melalui penandatangan Amandemen Perjanjian Kerja Sama dan Perjanjian Pengolahan DME antara PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemical Inc (APCI), secara virtual di Jakarta dan Los Angeles, Amerika Serikat.

Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar US$2,1 miliar atau setara Rp30 triliun.

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya, dan melalui penggunaan porsi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) di dalam proyek juga dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah mendukung penuh proyek gasifikasi tersebut karena dapat mengurangi ketergantungan pada impor, juga menghemat cadangan devisa, dan menyerap tenaga kerja.

“(Kerja sama) ini merupakan wujud dari eratnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat.”

“Gasifikasi batu bara memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro, karena sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mengurangi ketergantungan pada produk impor, juga transformasi ke green economy serta energi baru dan terbarukan.”

“Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja,” tutur Erick, Selasa (11/5/2021).