Garuda Maintenance Bukukan Pendapatan Senilai US$439,3 Juta

PT Garuda Indonesia meraup untung cukup signifikan. Dampak kian tingginya arus wisata.
PT Garuda Indonesia meraup untung cukup signifikan. Dampak kian tingginya arus wisata.

TROPIS.CO, TANGERANG – Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Persero Tbk membukukan pendapatan operasional senilai US$439,3 juta selama tahun 2017, mengalami kenaikan sebesar 13% dibandingkan pendapatan 2016 sebesar US$388,7 juta.

Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan untuk laba bersih pada tahun 2017 adalah sebesar US$50,9 juta. Tahun sebelumnya, laba bersih GMF menurut laporan keuangan yang telah diaudit adalah sebesar US$57,7 juta.

Angka tersebut adalah perolehan keuntungan GMF dengan Extra Ordinary Transaction yaitu Employee Benefit Obligation (EBO), sedangkan tanpa EBO, GMF memperoleh keuntungan sebesar US$44,2 juta.

“Maka dari itu laba bersih GMF tahun 2017 meningkat 15,3% YoY. GMFI juga meningkatkan total aset yang signifikan di tahun 2017 sebesar 22% menjadi US$539,2 juta pada tahun 2017,” kata Iwan di Garuda City Center Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (30/4).

Ia menambahkan pada RUPST ini GMF juga membagikan dividen sebesar US$10.189.270,00 atau 20% dari laba bersih perusahaan. Pembagian dividen ini mempertimbangkan kebutuhan perseroan untuk investasi dalam mengembangkan bisnisnya.

Iwan juga menjelaskan pada RUPST GMF memutuskan tujuh agenda rapat yaitu ; Persetujuan Laporan Tahunan 2017, Penggunaan Laba Bersih 2017, Penetapan Tantiem 2017 dan Remunerasi 2018 bagi direksi dan dewan komisaris, Penunjukan Kantor Akuntan Publik tahun buku 2018, Pelimpahan Kewenangan kepada Dewan Komisaris untuk melaksanakan peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dalam rangka pelaksanaan Program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP), Laporan penggunaan dana Initial Public Offering (IPO) dan Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri BUMN No. PER-03/MBU/08/2017 tentang Pedoman Kerja Sama Badan Usaha Milik Negara.

“Kami juga melaporkan penggunaan dana IPO yang didapatkan pada Oktober 2017 silam. Dalam pelaksanaan IPO, GMFI meraih dana sebesar 1,1 Trilyun Rupiah dengan komposisi penggunaan 60% untuk investasi, 25% untuk modal kerja dan 15% untuk refinancing. Dan saat ini penggunaan dana IPO sudah 40% dan 60% sisanya untuk investasi. Penggunaan dana IPO untuk investasi akan kami mulai ditahun 2018,“ kata Iwan.

Kejar Target

Di tahun 2018, kata Iwan GMF menargetkan pertumbuhan investasi yang sangat signifikan yaitu hampir 400% dari realisasi investasi di tahun 2017. Target investasi diatas US$100 juta akan digunakan untuk sejumlah program organic maupun inorganic yang utamanya berfokus pada ekspansi bisnis dengan menambah international footprint GMF, serta beberapa strategic initiatives dalam rangka peningkatan kapasitas dan kapabilitas perusahaan.

“Investasi yang signifikan ini diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan pendapatan GMF di tahun-tahun mendatang, namun juga akan meningkatkan pasar perawatan pesawat yang bisa digarap oleh GMF. Dari sisi pendapatan tahun 2018, GMF menargetkan mampu tumbuh diatas 15% dibandingkan capaian pendapatan tahun 2017,” katanya.

Dengan target tersebut, kata Iwan maka pihanya optimis pertumbuhan laba bersih di 2018 meningkat lebih dari 10% sehingga bisa kembali mencapai angka double-digit. Untuk mengejar target tersebut, pihaknya akan juga meningkatkan aspek operasional perusahaan. (*)