GAPKI: Tahun 2021, Ekspor Minyak Sawit Indonesia akan Naik secara Volume dan Nilainya

Produksi minyak sawit bulan Januari 2021 turun menjadi 3,421 juta ton untuk CPO (crude palm oil) dan 334 ribu ton untuk PKO (palm kernel oil) atau sekitar 7,1 persen lebih rendah dari produksi bulan Desember 2020. Foto: TROPIS.CO/Jos
Produksi minyak sawit bulan Januari 2021 turun menjadi 3,421 juta ton untuk CPO (crude palm oil) dan 334 ribu ton untuk PKO (palm kernel oil) atau sekitar 7,1 persen lebih rendah dari produksi bulan Desember 2020. Foto: TROPIS.CO/Jos

TROPIS.CO, JAKARTA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memprediksi bahwa tahun 2021, pengaruh pandemi Covid-19 diperkirakan belum berakhir.

Walau begitu, produksi minyak sawit Indonesia 2021 akan naik signifikan karena pemeliharaan kebun yang lebih baik, cuaca yang mendukung dan harga yang menarik sehingga diperkirakan mencapai 49 juta ton untuk CPO (crude palm oil) dan 4,65 juta ton untuk PKO (palm kernel oil).

Dengan komitmen pemerintah untuk melanjutkan program B30, konsumsi biodiesel diperkirakan sebesar 9,2 juta KL (Aprobi 2021) yang setara dengan 8 juta ton minyak sawit.

Penggunaan sawit untuk oleokimia di 2021 diperkirakan sekitar 2 juta ton untuk domestik dan sekitar 4,5 juta ton untuk ekspor (Apolin 2021).

Permintaan minyak nabati dunia akan sangat tergantung dari keberhasilan vaksin Covid-19.

“Keberhasilan program vaksin akan meningkatkan aktivitas ekonomi sehingga akan meningkatkan konsumsi minyak nabati termasuk minyak sawit.”

“Selain itu, banyak negara yang karena alasan ekonomi terpaksa lebih terbuka.”

“Ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan akan meningkat di tahun 2021 baik volume maupun nilainya,” ungkap Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono dalam keterangan persnya, Kamis (4/2/2021).

Namun, ada beberapa faktor yang diperkirakan mengganggu permintaan antara lain berjangkit kembalinya Covid-19 di Tiongkok maupun negara lain, dan juga berjangkitnya African Swine Fever yang mengganggu permintaan oilseed dan oilmeal yang pada akhirnya akan mengganggu permintaan minyak nabati termasuk minyak sawit.

“Selain itu, berbagai isu penting dan menjadi fokus kegiatan GAPKI tahun 2021 seperti penerapan dan pengawalan implementasi Undang Undang Cipta Kerja (UUCK), dan peraturan perundangan turunannya.”

“Penguatan penerapan sustainability, melalui percepatan dan penyelesaian Sertifikat ISPO bagi anggota GAPKI, dan penguatan kemitraan untuk peningkatan percepatan  Peremajaan Sawit Rakyat (PSR),” papar Joko.