Gapki : Kampanye Positif Sawit di Dalam Negeri Jadi Prioritas dan Penting

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Joko menyesalkan kampanye yang dirilis Kemenkes di media sosial yang menyudutkan minyak kelapa sawit. Foto : Nasionalisme.co
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Joko menyesalkan kampanye yang dirilis Kemenkes di media sosial yang menyudutkan minyak kelapa sawit. Foto : Nasionalisme.co

TROPIS.CO, JAKARTA – Kampanye “Pedoman Gizi Seimbang, Mengendalikan Faktor Hipertensi” yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) telah menimbulkan gelombang kritik dari para praktisi sawit, baik akademisi, peneliti, petani, maupun pengusaha perkebunan kelapa sawit.

Sebab, berdasarkan gambar yang beredar di dunia maya, Kamis (17/10/2019), kampanye pihak Kemenkes dan Germas itu menyarankan agar masyarakat berhenti menggunakan minyak goreng berbahan sawit karena dinilai tidak sehat dan meminta diganti ke minyak goreng nabati nonsawit seperti zaitun, jagung, bunga matahari, dan lainnya.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Joko Supriyono menyesalkan kampanye yang dirilis Kemenkes tersebut seraya menyebutkan hal ini bentuk ketidaktahuan sebagian pihak di kalangan birokrasi tentang kelapa sawit.

“Ini bukti bahwa kampanye positif terhadap sawit sangat penting dan menjadi prioritas di dalam negeri,” ujar Joko kepada para wartawan di Jakarta belum lama.

Selain Gapki, salah satu pihak yang sangat mengkritik keras kampanye Kemenkes dan Germas tersebut adalah DPP Asosiasi Sawitku Masa Depanku (Samade).

“Bapak saya berusia 80 tahun, dari dulu mengonsumsi minyak kelapa sawit, sampai sekarang tetap sehat,” ujar Ketua Umum DPP Asosiasi Samade Tolen Ketaren.

Menurutnya, yang membuat seseorang terkena hipertensi bukanlah minyak sawit, melainkan makanan yang dikonsumsi terlalu berlebihan.

“Yang terhormat Menteri Kesehatan Ibu Nina Moeloek, tolong Anda klarifikasi ke publik soal iklan ini sebab sangat menyesatkan,” ujar Tolen.

Pihaknya akan menyampaikan sikap keberatan Samade langsung ke Presiden Joko Widodo dan mendesak agar Nina Moeloek tidak lagi dipercaya sebagai Menteri Kesehatan di kabinet mendatang.

“Kami akan bersuara keras agar Kemenkes dan Germas mencabut iklan dan meminta maaf kepada para petani sawit di seluruh Indonesia,” ujar Tolen Ketaren.

Ia mengingatkan Menkes Nina Moeloek bahwa Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang mengakui sawit sebagai penopang ekonomi nasional, penyumbang devisa terbesar, mengalahkan sektor migas.

“Masak minyak sawit jadi penopang ekonomi tapi malah diobok-obok oleh Kementerian Kesehatan melalui iklan sesatnya ini,” tegas Tolen Ketaren. (*)