Diversifikasi Kunci Pengembangan Ekonomi Sumatera

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S Brodjonegoro menilai banyak potensi ekonomi di Sumatera yang belum tergarap optimal oleh Pemerintah Provinsi di Sumatera. Foto : Tribunews.com
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang P.S Brodjonegoro menilai banyak potensi ekonomi di Sumatera yang belum tergarap optimal oleh Pemerintah Provinsi di Sumatera. Foto : Tribunews.com

TROPIS.CO, PADANG – Diversifikasi merupakan kunci untuk mengembangkan ekonomi di Sumatera sehingga bisa mengurangi kesenjangan perkembangan ekonomi dengan Jawa.

Pendapat itu disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Bambang P.S Brodjonegoro saat memberikan materi pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata dan pembangunan regional di Padang, Jumat (23/11/2018).

“Banyak potensi pertumbuhan ekonomi yang belum tergarap dengan maksimal oleh pemerintah provinsi di Sumatera, seperti industri pengolahan sawit, yang mestinya menjadi penghasil sawit terbesar tapi belum bisa memiliki industri mengelola produk jadi dengan skala besar,” tutur Bambang.

Berbicara di hadapan peserta rapat koordinasi gubernur se-Sumatera, ia mengingatkan Sumatera dapat menjadi sumber bahan baku pengolahan sawit terbesar di Indonesia bahkan dunia, karena produksinya yang tinggi.

Dengan diversifikasi, pemerintah dapat menghasilkan produk turunan atau menambah nilai komoditas dengan melakukan pengolahan dari produk mentah agar menjadi lebih bernilai ekonomis.

Diversifikasi ekonomi merupakan usaha penganekaragaman produk atau bidang usaha atau lokasi perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas, pemasukan daerah atau perusahaan dapat lebih stabil.

“Diversifikasi harus dari komoditas daerah itu sendiri, sehingga pendapatan daerah lebih besar,” ujarnya.

Sumatera juga diharapkan dapat mengembangkan sektor-sektor lain selain perkebunan agar dapat menjadi poros kedua kegiatan ekonomi selain Jawa.

“Beban Jawa cukup berat dalam menanggung kebutuhan Indonesia, seperti menjadi sumber pangan dalam bidang pertanian,” ungkap pria yang merupakan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Selain itu, pemerintah di daerah dapat menjaga daya beli dan menekan angka inflasi agar perkembangan ekonomi tetap stabil.

“Sumatera dapat belajar ke Sulawesi untuk menstabilkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, seperti Provinsi Sulawesi Selatan yang dapat mengolah kakao menjadi cokelat sehingga tidak dijual hanya bahan mentahnya saja,” kata Bambang.

Ia menjelaskan, pulau yang berada di barat Indonesia ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong berbagai pihak, khususnya swasta untuk berinvestasi.

“Investasi yang semakin besar akan mendorong banyaknya peluang kerja sebab muncul berbagai usaha akan menyerap tenaga kerja serta menggairahkan ekonomi baru,” pungkas mantan Menteri Keuangan tersebut. (*)