Di Tengah Covid-19, Petani OKI Tetap Semangat Panen Raya

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19. Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19. Foto: Kementan

TROPIS.CO, OKI – Di tengah pandemi wabah virus Corona atau Covid-19 tak menyurutkan semangat para petani di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) untuk melakukan panen raya.

Hamparan tanaman padi seluas 26.633 hektare di OKI, siap untuk dipanen pada puncak panen raya bulan April ini.

Dari luasan tersebut, produktivitas lahan yang ditarget mencapai 135.056 ton gabah kering (GKG) atau setara dengan 86.096 ton.

Produksi beras di OKI surplus, bahkan siap untuk mensuplai keluar daerah.

Ada yang unik dalam panen raya kali ini, panen dilaksanakan secara virtual serentak bersama 100 wilayah lain di Indonesia, disaksikan Kementerian Pertanian melalui video conference (vidcon).

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajaran Kementerian pertanian (Kementan) agar memantau produksi sektor pertanian selama masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Panen 97,24 Hektare Lahan Cetak Sawah Baru di Mukomuko

“Saat ini mulai masa panen raya Maret hingga April, petani harus dipastikan memperoleh juga harga jual yang layak, sehingga terjaga kesejahteraannya,” ujar Mentan SYL, Jumat (17/4/2020).

Mentan SYL menambahkan, sektor pertanian menjadi harapan, tulang punggung di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

“Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” tegas Mentan SYL.

Untuk itu, menurut Mentan SYL, berbagai skenario atas kemungkinan yang akan terjadi harus dipersiapkan terlebih bulan puasa dan lebaran sudah di depan mata.

“Kita tidak berhenti sampai menyediakan pangan saja.”

“Bersama Kemendag, Bulog, dan yang lain, kita berusaha mengendalikan bahwa pangan itu tersedia di pasar dalam jumlah yang cukup sehingga stabilisasi harga terjaga,” tegasnya.

Sementara Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, usai panen, pihaknya akan mengupayakan ketersediaan air melalui jaringan irigasi.

Selain itu, juga akan dimaksimalkan penggunaan alat mesin pertanian (Alsintan) seperti traktor roda dua dan roda empat untuk pengolahan tanah persiapan musim tanam selanjutnya.

“Proses panen harus terus berjalan dengan menggunakan Alsintan, maka tidak membutuhkan banyak orang berkerumun saat melaksanakan panen.”

“Alsintan seperti traktor roda dua dan roda empat juga bisa dimaksimalkan untuk pengelolaan tanah menjelang musim tanam,” kata Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, petani juga bisa melakukan sewa pinjam Alsintan yang dikelola Brigadir Alsintan, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA), dan Kelompok Usaha Bersama (KUB) di daerah masing-masing.

“Dengan menggunakan Alsintan, petani akan lebih hemat dan lebih cepat dalam proses panen begitu juga saat proses menanam, akan jauh lebih cepat,” tutur Sarwo Edhy.

Panen dilakukan jajaran Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten OKI bersama petani di Desa Lubuk Seberuk, Kecamatan Lempuing Jaya.

Panen raya yang dilakukan para pahlawan pangan OKI ini, disiapkan guna mencukupi kebutuhan pangan pokok beras selama masa pandemi Covid-19.

Kepala Dinas KPTH Kabupaten OKI, Syahrul mengatakan, Desa Lubuk Seberuk memikili hamparan sawah siap panen seluas 1.350 hektare.

Secara keseluruhan OKI juga telah mencanangkan target rencana luas tanam seluas 181.664 hektare, dan sudah terealisasi separuhnya.

“Luas hamparan yang siap dipanen untuk di Desa Lubuk Seberuk sendiri ada 1.350 hektare, dari total rencana lahan di OKI yang akan dipanen seluas 172.524 hektare sudah terealisasi 43.272 hektar,” bebernya.

Syahrul melanjutkan, rencana produksi gabah kering 874.869 ton pertahun dan realisasinya 219.432 ton gabah kering, sedangkan target produksi beras 557.729 ton dengan realisasi 139.888 ton beras.

Baca juga: Kementan Bantah Ada Kelangkaan Pupuk

“Kebutuhan Kabupaten OKI dalam satu tahun 96.725 ton beras, artinya surplus kita dalam satu tahun adalah 461.4 ton beras.”

“Sementara hingga April kebutuhan kita adalah 32.242 ton, dan surplus beras hingga April 2020 ini 107.646 ton, ini membuktikan surplus kita melebihi daripada kebutuhan,” ungkap Syahrul.

Peningkatan pertanian di Kabupaten OKI ini, tak lepas dari dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian, baik mobilisasi bantuan alat pertanian dan sarana prasarana lainnya.

“Kita sampaikan terima kasih kepada Dirjen dan Kementerian Pertanian yang terus mendorong semangat petani OKI dalam meningkatkan olah tanam sehingga dapat berkembang signifikan terhadap kemajuan pertanian guna mendukung terpenuhinya pangan di Sumsel, terlebih menjadi salah satu lumbung pangan nasional,” pungkansya. (*)