Dengan Perhutanan Sosial, Kini 860,7 Ribu KK Bisa Memanfaatkan Potensi Hutan

Membangkitkan Ekonomi

Kegiatan kelompok masyarakat yang terjadi di sana meliputi ekowisata, silvofishery, konservasi dan pelestarian mangrove, pendidikan lingkungan, dan persemaian.

“Kita ambil obyek mangrove karena juga dalam rangka peringatan Hari Mangrove sedunia, dan kebetulan di sini mangrovenya juga dikelola dengan hutan sosial,” ujar Menteri Siti.

Menteri Siti melanjutkan jika nanti agenda Presiden ke Bangka Belitung adalah untuk menyerahkan SK untuk seluruh Sumatera, kira-kira hampir 700 unit SK, luasnya kira-kira 600 hingga 700 ribu hektare.

“Kemudian kedepannya seluruh Indonesia akan kita selesaikan pembagiannya sampai dengan pertengahan September ini,” ungkapnya.

Rencana dipilihnya lokasi HKm Gempa 01 di Bangka Belitung ini juga terkait isu-isu penting, seperti reaktivasi ekowisata mangrove, penguatan ekonomi masyarakat melalui silvofishery, konservasi dan pelestarian hutan mangrove, serta rehabilitasi mangrove.

Isu isu tersebut sedikit banyak juga berhubungan dengan upaya membangkitkan ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19 melalui adaptasi kebiasaan baru.

Baca juga: Olah Sampah Pasar Pagi, Mahasiswa KKN UBB Produksi 800 Botol POC

Ikut bersama Menteri Siti Nurbaya dalam kunjungan kerja itu, sejumlah pimpinan Kementerian LHK seperti Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Supriyanto, TPlt Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Hoedojo Oerip, Kepala Badan Litbang dan Inovasi, Agus Justianto, dan sejumlah pejabat KLHK lainnya.

Dalam kunjungan itu, Menteri Siti Nurbaya didampingi Gubernur Babel Erzaldi Roesman, Danrem 045 Garuda, dan Kapolda Babel, serta pejabat pemda provinsi Babel, termasuk Bupati Bangka Tengah. (*)