Curah Hujan Bulanan Rendah, Cermati Wilayah Rawan Karhutla

Asep Karsidi menyatakan bahwa hasil analisa dan prediksi yang dilakukan oleh ke-empat lembaga pengamat cuaca seperti BMKG, Jamstek dan BOM menunjukkan kondisi Normal, sementara NASA memprediksi mengarah La Nina Lemah sehingga mengindikasikan bahwa fenomena El Nino tidak akan terjadi pada tahun 2020. Foto: Technology Indonesia
Asep Karsidi menyatakan bahwa hasil analisa dan prediksi yang dilakukan oleh ke-empat lembaga pengamat cuaca seperti BMKG, Jamstek dan BOM menunjukkan kondisi Normal, sementara NASA memprediksi mengarah La Nina Lemah sehingga mengindikasikan bahwa fenomena El Nino tidak akan terjadi pada tahun 2020. Foto: Technology Indonesia

TROPIS.CO, JAKARTA – Kondisi curah hujan bulanan yang rendah, kurang dari 150 mm perbulan, pada kisaran Mei hingga Juli, di wilayah Sumatera, hendaknya dicermati sejak dini dan secara seksama, terutama Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.

Asep Karsidi menilai langkah yang telah ditempuh oleh Tim Terpadu Karhutla yang fokus melakukan patroli di empat provinsi rawan karhutla di Sumatera itu, sudah tepat.

Hal ini hendaknya dilakukan secara berkesinambungan jangan temporer, dengan melibatkan unsur masyarakat di pedesaan.

“Wilayah Riau mengalami curah hujan sekitar 150-200mm/bulan pada bulan Mei terus menurun dengan curah hujan kurang dari 150mm/bln hingga bulan Juli, namun pada bulan Agustus dan September kembali dengan curah hujan 150-200mm/bulan,” kata mantan Ketua Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) atau Badan Informasi Geospasial kepada TROPIS.CO di Jakarta, Kamis (2/4?2020).

Sebelumnya, Direktur Kebakaran Hutan dan Lahan, Basar Manulang, mengatakan Tim Terpadu Karhutla, Manggala Agni, TNI, Polri dan Masyarakat Peduli Api, telah memulai kegiatan patrol terpadu Karhutla di 97 desa rawan karhutla di empat provinsi langganan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera seperti Sumater Selatan, Jambi, Riau dan Sumatera Utara.

Baca juga: Strategi Pengendalian Bencana Api dan Asap Perlu Disempurnakan

Menurut Asep,  pakar hujan buatan ini, hasil analisa dan prediksi yang dilakukan oleh ke-empat lembaga pengamat cuaca seperti BMKG, Jamstek dan BOM menunjukkan kondisi Normal, sementara NASA memprediksi mengarah La Nina Lemah sehingga mengindikasikan bahwa fenomena El Nino tidak akan terjadi pada tahun 2020.

Wilayah Samudra Hindia,lanjut dia, pada Maret hingga Mei, bakal didominasi anomaly positif, sedangkan di samudera Pasifik wilayah Nino 3-4 diprediksi tetap berada pada kondisi Normal.

Sementara Juni hingga Agustus, wilayah samudera Hindia didominasi anomaly positif dan di bagian timurnhya, seluruh menuju Normal.

“Suhu muka laut di samudera Pasifik wilayah Nino 3-4 diprediksi pada kondisi Dingin hingga Normal.”

“Sementara kondisi Hangatnya perairan di wilayah Indonesia menunjukkan adanya peluang konveksi dan terjadinya pertumbuhan awan hujan, namun sebaran spasial curah hujannya bervariasi,” tutur Doktor lulusan Adelaide University South Australia itu.

Dijelaskannya pula, pada bulan April seluruh wilayah Indonesia mengalami curah hujan diatas 200 mm/bulan, kecuali di wilayan pesisir timur Aceh dan Sumut serta wilayah NTB-NTT dan Timor curah hujannya rendah kurang dari 150 mm/bulan.

Memasuki bulan Mei curah hujan mengalami penurunan.

Wilayah yang mengalami curah hujan kurang dari 150 mm/bulan diantaranya wilayah selatan dan timur Indonesia seperti di Jawa Tengah terus ke wilayah Timur hingga Merauke Papua.

Curah hujan pada dasarian II dan III bulan Maret menunjukkan kondisi curah hujan dibawah Normal. Wilayah Sumatera dan Kalimantan Timur pada dasarian II Maret curah hujannya rendah dibawah 50mm/das, berlanjut hingga dasarian I April. Pada saat ini, curah hujan di wilayah Riau bertahan dibawah 75 mm/das.

“Artinya hingga dasarian I April wilayah Riau termasuk pesisir timur Jambi dan Sumsel akan mengalami curah hujan dibawah 75 mm/das (Menengah ke Rendah).”

“Karena itu, kondisi curah hujan bulanan rendah kurang dari 150mm/bln pada bulan Mei hingga Juli, khususnya di wilayah Sumatera terutama Riau, Jambi dan Sumsel harus dicermati secara seksama,” pungkasnya. (Trop 01)