Belajar Tidak Harus Serius di Dalam Kelas

Anggota KUPS Gunung Pua sedang mengikuti pelatihan e-learning. Foto: Istimewa
Anggota KUPS Gunung Pua sedang mengikuti pelatihan e-learning. Foto: Istimewa

TROPIS.CO, JAKARTA – Kondisi saat ini, dunia dan khususnya di Indonesia yang didera pademi Corona tidak surut untuk belajar menambah pengetahuan dan meningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (Ditjen PSKL) bekerjasama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) melaksanakan Pelatihan Pendampingan Program Perhutanan Sosial Pasca Izin (Pelatihan P3SPI) bagi para pelaku Perhutanan Sosial yang dilaksanakan oleh Pusat Diklat Sumber Daya Manusia (Pusdiklat SDM) dan Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BDLHK) di seluruh Indonesia dengan metode pembelajaran E-Learning.

Pelatihan jarak jauh (metode e-learning) menggunakan Learning Management System (LMS) Pusdiklat SDM dengan fasilitas video conference (VC). Salah satu Balai Diklat LHK yang melaksanakan Pelatihan P3SPI ini adalah Balai Diklat LHK Pekanbaru.

Novri Sisfanto : Tidak harus di kelas

Metode klasikal yang selama ini dilakukan untuk setiap pelatihan/diklat dilaksanakan di dalam ruang kelas yang kelihatan antara widyaiswara/tutor, panitia, dan peserta harus serius dan formal. Tetapi dengan metode e-learning ini, widyaiswara/tutor, panitia, dan peserta dapat melakukan pembelajaran dengan santai tetapi tetap serius walaupun seluruh komponen pelaksana pelatihan tidak berada dalam satu ruangan.

Widyaiswara/tutor yang biasanya berdiri didepan kelas dan dihadapan para peserta, tetapi saat ini dengan santainya hanya menghadap ke laptop atau monitor komputernya pada saat memberikan penjelasan materi dan diskusi.

Memang pertamanya agak gamang dalam memberikan penjelasan materi, tetapi lama kelamaan dan setelah berlangsung selama beberapa hari semua kegiatan pembelajaran jadi lebih mengasyikan.

Panitia yang biasanya selalu berada di seputar kelas guna memfasilitasi widyaiswara/tutor dan peserta, sekarang hanya memonitor serta memfasilitasi widyaiswara/tutor dan peserta dengan melihat dari layar laptop atau komputernya.

Khusus peserta pelatihan. Bila pelatihan klasikal, peserta harus duduk rapi didalam kelas dengan serius harus memperhatikan penjelasan widyaiswara/tutor pada saat pembelajaran berlangsung. Tetapi pada saat pelatihan P3SPI kali ini dengan metode e-learning, peserta dapat lebih santai dalam memperhatikan materi yang diberikan oleh widyaiswara/tutor.

Walaupun kelihatan santai tetapi para peserta tetap serius dalam mengikuti pembelajaran karena para peserta yang merupakan pelaku Perhutanan Sosial (pendamping PS dan anggota KPS/KUPS) yang memang mereka sangat haus akan pengetahuan dan ingin meningkatkan kapasitasnya dibidang Perhutanan Sosial.

Mengikuti pelatihan program E-learing dari teras rumah desa tetangga, karena di desanya sinyal agak sulit

Salah satu kelompok peserta dari KUPS Gunung Pua, dengan KTH Gunung Pua, Desa Suko Pangkat, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Mereka mengembangkan kopi, kayu manis, surian, aren, alpukat, kentang, cabe, jahe, budidaya lebah madu, sebagai program unggulannya. .

Areal izin Perhutanan Sosial KTH Gunung Pua berada di Desa Suko Pangkat yang berada pada kawasan hutan produksi. Pada tahun 2018 akhir,  mendapat Izin Perhutanan Sosial dengan pola Hutan Kemasyarakatan (HKm).

Pendamping KTH/KUPS Gunung Pua adalah Bapak Urip Azhari seorang Penyuluh Kehutanan dari KPHP Kerinci Unit I.  Sementera dari KUPS Gunung Pua yang mengikuti pelatihan ini adalah Bapak Elwis sebagai Ketua KUPS, Bapak Joko Rasmono, Bapak Hermantoni, Bapak Edi Kusmanto, dan Ibu Zela Zeftiani sebagai anggota KUPS.

Dari hasil video conference, terlihat para peserta dari KUPS Gunung Pua sangat santai tetapi mereka tetap serius mengikuti pembelajaran walaupun dari teras/pelataran garasi sebuah rumah di desa tetangga (entah rumah siapa, tapi telah mendapat izin untuk menggunakan teras tersebut) karena disana sinyalnya sangat baik dan kuat.

Demikian, ternyata pembelajaran dengan metode e-learning tidak membuat seluruh komponen pelaksana pelatihan harus serius di dalam kelas. Widyaiswara/tutor, panitia dan peserta dapat santai berada di tempatnya masing-masing tetapi tetap serius mengikuti proses pembelajaran guna tercapainya tujuan pelatihan sesuai yang telah ditetapkan pada kurikulum dan silabus.

Novri Sisfanto
Widyaisawara pada BDLHK Pekanbaru

Â