Astra Agro Sudah Terapkan Industri Kelapa Sawit 4.0

Menghadapi industri 4.0, PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) telah memiliki tiga produk digitalisasi yakni Daily Indicator Astra Agro (DINDA), Mill Excellent Indicator (MELLI) serta Aplikasi Mandor Astra Agro (AMANDA) dalam pengelolaan industri sawitnya. Foto: yulisetiawan.id - WordPress.com
Menghadapi industri 4.0, PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) telah memiliki tiga produk digitalisasi yakni Daily Indicator Astra Agro (DINDA), Mill Excellent Indicator (MELLI) serta Aplikasi Mandor Astra Agro (AMANDA) dalam pengelolaan industri sawitnya. Foto: yulisetiawan.id - WordPress.com

TROPIS.CO, JAKARTA – Menyongsong era baru industri kelapa sawit 4.0 terutama dalam menghadapi pandemi ini, PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) diuntungkan dengan proses digitalisasi yang telah digarap sejak tahun 2018.

Pasalnya, Astra Agro telah menerapkan mekanisasi pada beberapa proses bisnis sehingga telah tercipta sistem informasi kebun yang baik.

“Kami dapat memonitor dan menganalisa dengan memperkuat fungsi kontrol melalui digitalisasi operasional sehingga dapat mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat,” ujar M Hadi Sugeng, Direktur Agronomi dan Riset Astra Agro yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Implementasi ISPO Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dalam pada webminar yang dilaksanakan oleh Gapki dengan tema “New Normal Perkebunan Sawit Pasca Pandemi Covid-19” via zoom, Selasa (2/6/2020).

Baca juga: Digitalisasi Industri Sawit Sebagai Solusi di Era New Normal

Hadi Sugeng mengenalkan tiga produk digitalisasi yang dimiliki Astra Agro diantaranya Daily Indicator Astra Agro (DINDA), Mill Excellent Indicator (MELLI) serta Aplikasi Mandor Astra Agro (AMANDA).

Ketiga sistem ini diintegrasikan melalui Operation Center of Astra Agro (OCA) yang menjadi sistem induk yang dikembangakn informasi berbasis real time.

DINDA merupakan sistem yang didesign untuk mendukung konsep operasional, hal ini memudahkan perusahaan untuk memantau operasional kebun mulai dari perawatan dan panen sehingga mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja.

Sementara, MELLI digunakan untuk memasok data yang memudahkan analisa permasalahan yang ada di kebun kelapa sawit.

AMANDA digunakan oleh mandor yang dikembangkan untuk meningkatkan keunggulan dalam pelaksanaan operasional yang sesuai dengan standar Astra Agro dan salah satu fungsinya adalah melakukan absensi berbasis digital menggunakan aplikasi.

“Dalam melakukan evaluasi kerja, kami menerima laporan harian yang menerapkan sistem one hour, one set and one day, dimana setiap delapan jam sehari Astra Agro dapat mengevaluasi perkebunan untuk membuat analisa secara cepat dan akurat,” tutur Hadi Sugeng.

Menganalisa jam kerja di perkebunan yang telah terjadwal, Astra Agro juga mengembangkan teknologi boarding system yang akan memudahkan pemasok untuk melakukan proses pemasokan buah kelapa sawit ke pabrik.

Hal ini meningkatkan produktivitas tenaga kerja serta efisiensi waktu dan sumber daya manusia.

“Inisiasi teknologi ini dibuat jauh sebelum terjadi pandemi ini, namun dengan adanya digitalisasi ini sangat membantu perusahaan dalam menghadapi keadaan saat ini,” pungkas Hadi Sugeng.

Baca juga: Dana Program PSR Naik dari Rp25 Juta Menjadi Rp30 Juta Per Hektare untuk Tiap Petani Sawit

Berbagai appresiasi dituai oleh Astra Agro, sayangnya pelaku-pelaku industri lainnya yang hadir pada webminar yang diadakan oleh Gapki mengakui bahwa hal ini membutuhkan riset serta biaya yang cukup besar sehingga perusahaan kecil belum mampu untuk menyeimbangi digitalisasi yang diharapkan.

Namun, Hadi Sugeng meyakini digitalisasi merupakan investasi jangka panjang yang dapat membantu proses bisnis perusahaan secara berkelanjutan. (*)