Apresiasi Peran Aktif Masyarakat, Karliansyah Ajak Perusahaan Berstatus Emas Pulihkan Ekosistem Gambut

Karliansyah dalam rapat virtual bersama sejumlah perusahaan Proper bersratus hijau, ajak pulihkan ekosistem gambut bersama masyarakat. Foto: KLHK
Karliansyah dalam rapat virtual bersama sejumlah perusahaan Proper bersratus hijau, ajak pulihkan ekosistem gambut bersama masyarakat. Foto: KLHK

TROPIS.CO, JAKARTA – Pemerintah sangat mengapresiasi keberhasilan masyarakat dalam memulihkan ekosistem gambut yang lima tahun terakhir mendekati seluas 10 ribu hektare.

“Sungguh pemerintah sangat mengapresiasi peran aktif masyarakat ini, mengingat sekitar 79 persen atau kurang lebih 24,6 juta hektare ekosistem gambut di Indonesia di areal yang tidak dibebani izin atau nonkonsesi perusahaan dan ini menjadi tantangan bagaimana melakukan upaya terbaik dalam pengelolaannya,” ungkap MR Karliansyah.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan ini menyampaikan, apresiasi tersebut saat dilangsungkan pertemuan virtual dengan sejumlah perusahaan PROPER peringkat emas atau di Jakarta belum lama ini.

Dalam pertemuan itu, Karliansyah mengajak kalangan perusahaan itun untuk ikut terlibat bersama sama masyarakat.

Dalam pertemua yang bertajuk, “Kemandirian Masyarakat di Ekosistem Gambut: Kurangi Potensi Karhutla dan Kerentanan Pangan” itu dihadiri PT Pupuk Kaltim, PT Badak LNG Bontang, dan beberapa unit Pertamina yaitu PT Pertamina (Persero) RU II Kilang Sei Pakning, PT Pertamina Hulu Energi Jambi Merang, PT Pertamina EP Asset 1 – Field Rantau, PT Pertamina EP Asset 1 – Field Jambi, serta bagian lingkungan PT Pertamina Kantor Pusat Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengembangkan Program Kemandirian Masyarakat untuk menjawab tantangan tersebut.

Karliansyah mengajak keterlibatan aktif sektor swasta terutama perusahaan yang berulangkali mendapat peringkat Emas, pada PROPER.

PROPER merupakan  suatu program yang dikembangkan kementerian LHK dalam rangkaian  penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan.

Pada saat ini, ada sekitar 700-an perusahaan yang berkenirja baik dalam pengelolaan lingkungan.

“Kami mengharapkan ada keterlibatan  perusahaan untuk mau membantu masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan ekosistem gambut agar mereka lebih berdaya dan mandiri secara finansial dan ekonomi,” tuturnya.

Peningkatan peran aktif masyarakat di ekosistem gambut ini dilaksanakan melalui kegiatan pembasahan kembali lahan gambut yang kering yang tersebar di wilayah Provinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi, Aceh, Sumatera Utara dan Kalimantan Timur, serta mengembangkan beberapa budidaya pertanian yang dapat digunakan untuk peningkatan perekonomian dan pendapatan masyarakat setempat.

M.R. Karliansyah menambahkan, keterlibatan dunia usaha dalam mendukung peran aktif masyarakat ini, merupakan suatu  peluang perusahaan dalam mengembangkan kegiatan Community Development yang berwawasan lingkungan.

“Bentuk dan jenis kegiatan yang dikembangkan dapat beragam sepanjang dapat membuat masyarakat tahu, mau, dan mampu dalam berperan aktif melakukan perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut di daerahnya,” ujar Dirjen alumni Universitas Indonesia ini.

Sangat Merespon

Ajakan Dirjen Karliansyah memamg disambut baik dari semua pimpinan perusahaan yang hadir dalam pertemuan  yang berlangsung hampir dua jam itu.

Bagja Sugiharto dari Pupuk Kaltim dan Bambang Eko, Manager CSR Badak LNG, yang kedua perusahaan berdomisili di Kalimantan Timur merespon positif ajakan itu.

Walau lahan gambut yang ada di sekitar kawasan usahanya tak begitu luas.

“Lahan gambut di daerah Bontang mungkin tak begitu luas, akan tetapi untuk mendukung program pemerintah kami akan lakukan indentifikasi luasan gambut yang ada, bila teridentifikasi ada areal gambut kami segera melakukan  pengelolaannya bersama masyarakat setempat,” ujar Bambang Eko.

Begitupun dengan kelompok usaha Pertamina. Rudy Hartono, Manager Produksi PT Pertamina RU II Kilang Sei Packning, menyebut bahwa Pertamina Sei Packing, sudah melakukan itu.

Berbagai kegiatan community development, terutama di lahan gambut sejak 2016,  mencakup budi daya nanas, serai wangi untuk minyak atsiri.

Selain itu, juga melakukan pelatihan pemandaman Karhutla, arboretum gambut dan kurikulum sekolah gambut untuk sekolah dasar.

“Kegiatan tersebut telah membuat masyarakat yang dibina menjadi mandiri dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut,” ujarnya.

Pun sama apa yang sudah dilakukan Pertamina Hulu Energi Jambi Merang.

Kusmono, dari Pertamina Jambi Merang, mengatakan selama ini sudah ada kerja sama dengan Litbang KLHK untuk program yang berada di wilayah Suku Anak Dalam.

Karliansyah pun sangat senang mendengar respon para pimpinan perusahaan tersebut.

Ia menjanjikan segera menyampaikan daftar lokasi-lokasi yang menjadi prioritas pengembangan kemandirian masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut di seluruh Indonesia. (Trop 01)