Antisipasi Kemarau dengan Modifikasi Cuaca Hari Hujan

Modifikasi Cuaca

Ia menyatakan, oleh karena itu pemerintah melakukan modifikasi cuaca ini di beberapa tempat di Sumatera yang sudah dilakukan pada tanggal 13 sampai 31 Mei sehingga Lebaran tidak ada asap kemudian akan diteruskan dan ini hasilnya.

“Jadi ada korelasi antara modifikasi hari hujan, awannya direkayasa, diinduksi sehingga punya banyak uap air sehingga jatuh jadi hujan dan itu bisa berpengaruh, itu akhirnya dia membasahi gambut.”

“Membasahi gambut juga, kemudian memberi air juga untuk embung-embung yang dibangun.”

“Nanti setelah dari dan dengan yang sudah dilalui di Riau, ternyata dia basah gambutnya sehingga tidak terjadi asap-asap itu maka akan dilakukan kembali di Kalimantan.”

“Kalimantan, menurut BMKG, itu akan kencang hotspot, panasnya atau hari keringnya yang masuk musim kemaraunya itu kira-kira di bulan Juli, Juli masuk ke Agustus, nanti beratnya di Agustus akhir masuk ke September sehingga itu dilakukan lagi di Kalimantan,” ucap Menteri Siti.

Baca juga: Bincang Buku The Climate Reality Indonesia

Teknologi modifikasi cuaca atas analisis BMKG dan dilaksanakan oleh BPPT sudah dipersiapkan dan akan didukung oleh BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), TNI dan lain-lain, yang diarahkan oleh Menko.

Ia menambahkan nanti di bulan Agustus masuk ke September, pemerintah harus lihat lagi yang Sumatera.

“Ini mudah-mudahan bisa menjadi solusi yang ada formatnya, begitu ya, daripada memadamkan terus, gitu, jadi ini dengan sistematis kita persiapkan,” pungkas Menteri LHK Siti Nurbaya. (*)