Antisipasi Karhutla di Masa Pandemi

Menjaga Keselamatan Orang Banyak

Ada lagi peserta lain yang masih berusia muda, 20 tahun, namanya Aprilianto.

Ia baru tujuh bulan menjadi anggota MPA Perintis Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.

Meski baru bergabung, sudah ada beberapa kegiatan pemadaman kebakaran di desa yang diikutinya.

Blasteran Jawa dan Dayak ini menuturkan kisah heroiknya dalam mencegah penyebaran api dengan teknik blokade menggunakan batang pohon.

Tidak dinyana api merambat cepat mengepung dirinya dan seorang kawan lainnya, mereka hampir terjebak di tengah api dan asap yang begitu tebal, tapi untunglah mereka berhasil keluar dari kepungan api.

Jerakah dirinya? Jawabnya tidak, baginya aktif dalam MPA berarti menjaga keselamatan orang banyak dari bahaya dan dampak Karhutla.

Menurutnya, penting untuk makin meningkatkan kekompakan dan ketrampilan terkait karhutla, seperti yang diperolehnya dari pelatihan ini.

Api memang tidak mengenal pandemi, jika terjadi bisa berdampak sangat luas.

Karenanya, upaya KLHK menerapkan cara baru untuk pencegahan dan pengendalian Karhutla, termasuk peningkatan ketrampilan terus menerus, adalah keniscayaan.

Dan untuk api, kolaborasi multipihak adalah kunci, termasuk juga di masa pandemi ini.

Semoga ke depan, KLHK, khususnya BP2SDM dengan unitnya, yakni Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) SDM beserta tujuh Balai Diklat LHK, bisa terus mengawal dan menggelar pelatihan-pelatihan inovatif serupa.

Swary Utami Dewi
Anggota Tim Penggerak Percepatan Perhutanan Sosial TP2PS, the Climate Leader dari Climate Reality Indonesia