Antisipasi Karhutla di Masa Pandemi

Pemateri dari Berbagai Kalangan dan Keahlian

Catatan kedua yang menarik adalah pemateri dan pelatih kelas virtual dan praktik lapangan yang datang dari berbagai latar belakang keahlian terkait Karhutla.

Meski penyelenggara adalah KLHK, tidak hanya para manggala agni (spesialis pemadam karhutla) dari Ditjen PPI yang terlibat.

Ada pula unsur dari Ditjen Konservasi Sumbar Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) KLHK, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi dan Kabupaten setempat, serta unsur Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Ada para pengajar adalah para ahli api dari berbagai bidang.

Catatan ketiga dan menjadi garda terdepan penjaga api adalah para peserta pelatihan dari berbagai kalangan.

Unsur utama adalah Masyarakat Peduli Api (MPA) yang di dalamnya ada dari pemuda, tokoh masyarakat dan pegiat anti api lainnya yang ada di tingkat desa.

Para peserta pelatihan dari berbagai kalangan. Unsur utama adalah Masyarakat Peduli Api (MPA) yang di dalamnya ada dari pemuda, tokoh masyarakat dan pegiat anti api lainnya yang ada di tingkat desa. Foto: KLHK
Para peserta pelatihan dari berbagai kalangan. Unsur utama adalah Masyarakat Peduli Api (MPA) yang di dalamnya ada dari pemuda, tokoh masyarakat dan pegiat anti api lainnya yang ada di tingkat desa. Foto: KLHK

Selain itu, ada partisipasi para pendamping seperti dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan unsur-unsur gerak cepat penanggulangan api tingkat kecamatan dan desa, yaitu dari Kepolisian Sektor (Polsek), Komando Rayon Milter (Koramil), Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bintara Pembina Keamanan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas).

Total peserta pelatihan ini adalah 247 orang dan kerja sama multipihak nampaknya menjadi inti dari pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Multipihak adalah kunci.

Bagaimana kisah dan kesan peserta pelatihan ini? Seorang peserta dari Riau, Muslim, yang sudah cukup lama bergabung di MPA Desa Pulau Gelang, Kabupaten Indragiri Hulu, bertutur penuh semangat.

Ia sejak 2014 bergabung dengan MPA desanya dan sekarang menjadi wakil ketua.

Kerap berkobarnya api di Desa Pulau Gelang dan sekitarnya menjadikannya tergerak aktif dalam MPA.

“Pelatihan ini membuat saya makin trampil mencegah dan mengendalikan api.”

“Saya dan masyarakat desa mengalami sendiri dampak Karhutla, dampak ini sangat berbahaya khususnya asap, bagi anak-anak dan mereka yang berusia lanjut di desa kami sehingga hati nurani saya tergerak.”

“Saya terpanggil aktif di MPA untuk pencegahan dan penanggulangan api.”

“Jika api berhasil dicegah, saya juga menyelamatkan banyak orang dan menjaga masa depan anak cucu, tidak hanya di desa saya, tapi juga di negara ini,” tutur lelaki berusia 47 tahun ini.

Muslim bersama timnya di MPA giat menyebarkanluaskan informasi di desanya tentang cara mencegah dan mengendalikan api.

Dia juga selalu turut serta berada di garis depan dalam memadamkan api di Desa Pulau Gelang.

Bahkan jika diperlukan, ia berjibaku memadamkan api sampai tingkat kecamatan Kuala Cenaku, seperti yang dilakukannya pada tahun 2018 lalu.

Karenanya, Muslim menilai pelatihan KLHk ini sudah sangat tepat dan membantu meningkatkan ketrampilan diri dan tim MPA di desanya.