Aktivitas Perusahaan Sawit Berjalan Normal, Ada Penurunan Produksi Lantaran Gangguan Cuaca

Dwi Dharmawan, Ketua Gapki Kalteng, menegaskan bahwa semua berjalan normal, ada perunan sedikit produksi karena gangguan cuaca. Foto: TROPIS.CO/Andeska
Dwi Dharmawan, Ketua Gapki Kalteng, menegaskan bahwa semua berjalan normal, ada perunan sedikit produksi karena gangguan cuaca. Foto: TROPIS.CO/Andeska

TROPIS.CO, JAKARTA – Hampir semua perusahaan perkebunan kelapa sawit anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) diyakini telah melaksanakan instruksi Dewan Pengurus Pusat (DPP) untuk lebih proaktif melakukan pencegahan Covid-19 di lingkungan  perusahaan perkerbunannya.

Berbagai  antisipasi  dalam upaya pencegahan dampak Covid-19 juga diterapkan secara ketat.

Protokol operasional yang telah disusun Gapki Pusat pun sudah disosialisasikan ke anggota-anggota dan diterapkan dengan disiplin penuh.

“Di Kalteng ada 170 perusahaan perkebunan kelapa sawit, dan 105 diantaranya tergabung dalam Gapki Kalteng, dan kami menyakini merekapun sepakat melaksankan protokol Dewan Pimpinan Pusat Gapki itu,” ujar Ketua Gapki Kalimantan Tengah (Kalteng) Dwi Dharmawan dalam pertemuan pers secara online di Jakarta, Selasa (12/5/2020)

Baca juga: Disiplin Diri dan Kesadaran Kolektif Harus Tinggi untuk Antisipasi Gelombang Kedua Covid-19

Sebelumnya DPP Gapki, melalui protokol yang ditandatangani Ketua Umum Gapki Joko Supriyono dan Sekretaris Jenderal Kanya Laksmi Sidarta, telah menginstruksikan perusahaan dan juga pengurus Gapki daerah untuk melalukan pemeriksaan kesehatan bagi staf dan karyawan, khususnya yang demam dengan suhu di atas 37,5 derajat Celsius atau mereka yang menunjukan gejala batuk, pilek, dan kesulitan bernafas.

Terhadap mereka yang memiliki gejala itu, dalam protokol yang ditandatangani 27 Maret kemarin, ditegaskan tidak diperkenankan masuk sebelum ada kepastian dan rekomendasi dari dokter.

Setiap unit kerja juga diintruksikan untuk menjaga kebersihan dan menyiapkan sabun serta hand sanitizer di setiap kantor dan mess.

Lalu diwajibkan menggunakan masker, menunda kegiatan yang melibatkan orang banyak, dan tidak menerima tamu kerja tanpa persetujuan pimpinan.

Semua perusahaan sawit juga diminta untuk perketat lalu lintas orang di pintu masuk, menghindari atau mengurangi briefing dan apel dan sejenisnya serta menyediakan tempat cuci tangan di setiap pintu masuk.

Bukan hanya itu, protokol yang dilansir Sekretaris Jenderal Gapki Mukti Sarjoko kepada kalangan media itu, DPP Gapki juga mengintruksikan agar setiap perusahaan mendirikan Posko Covid-19 di gugus depan, di setiap affdeling dan pabrik kelapa sawit.

“Kami sangat menyakini bahwa protokol DPP Gapki itu dilaksanakan secara konsekuen oleh perusahaan perkebunan anggotanya.”

“Bagi manajemen perusahaan, protokol kesehatan itu, suatu yang sangat mudah dilaksanakan, dan bukan yang membebani perusahaan,” kata Dwi Dharmawan.

Karena konsekuen dan disiplinnya anggota melaksanakan protokol itu maka sampai kini semua aktivitas perusahaan perkebunan sawit berjalan lancar.

Adapun adanya penurunan produksi bukan dikarenakan pandemi Covid-19 melainkan lebih disebabkan oleh cuaca hingga kegiatan di lapangan tidak berjalan optimal.

“Khusus di Kalimantan Tengah,  sejak melandanya pandemi Covid-19 beberapa  bulan lalu, sampai kini tidak ada perusahaan perkebunan sawit yang tutup, semua berjalan normal,” ungkap Dwi.

Baca juga: Mitigasi Dampak Covid-19, Cakupan Program Padat Karya Diperluas di 2.865 Lokasi

Adapun sempat ada kabar yang beredar bahwa ada dua perusahaan kelapa sawit di Kalteng tutup lantaran pandemi Covid-19, ditegaskan oleh Dwi Dharmawan, tidak benar.

“Tidak ada yang tutup, semua berjalan normal seperti biasa, produksi dan distribusi pun tak terganggu,” tuturnya.

“Kami juga menghimbau kepada seluruh anggota Gapki Kalteng agar memperketat protokol pencegahan Covid-19.”

“Protokol yang dimaksud, misalnya pengecekan kesehatan, pembatasan mobilitas, penyediaan tempat cuci tangan, penyediaan posko, dan anjuran tidak keluar rumah,” pungkas Dwi Dharmawan. (Trop 01)