TROPIS.CO – JAKARTA. Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Bambang Supriyanto, mengharapkan adanya keterlibatan Pemerintah Daerah dalam upaya percepatan pengembangan program Perhutanan Sosial, dan sangat mengakui tingginya kepedulian Bupati Lumajang, Jawa Timur, H Thorig Hag, dalam implementasi Integreated Areal Development- IAD pada LMDH Wono Lestari, Senduro.
“ Sungguh kami sangat berterima kasih atas support total Bupati Lumajang, Pak H Thorig Hag dalam percepatan pengembangan program perhutanan sosial di Lumajang, hingga kemudian berhasil mengantarkan LMDH Wono Lestari sebagai salah satu LMDH terbaik nasional,”kata Dirjen Bambang Supriyanto dalam percakapannya dengan TROPIS.CO, di Jakarta, belum lama ini.
LMDH Wono Lestari, sebagai pilot proyek dalam penerapan konsep Integreated Areal Development – IAD, salah satu strategi percepatan pengembangan program perhutanan sosial. Dalam perkembangan yang hampir 2 tahun, pendekatan IAD ini diimplementasikan, tingkat pendapatan anggota LMDH Wono Lestari, melonjak tinggi dari yang sebelumnya, kurang dari Rp 2 juta kini sudah mendekati Rp 4 juta perbulannya.
“ Pada LMDH Wono Lestari, Desa Burno, Senduro ini, proses sosial, ekologi dan ekonomi sudah tercipta,”kata Bambang Supriyanto. “ Dan ini, jelas karena ada dukungan penuh dari semua unsur Pemda Lumajang, terutama Pak Bupatinya,”ungkapnya.
Percakapan TROPIS.CO dengan Dirjen Bambang Supriyanto ini, seiring dengan rencana diselenggarakannya event Festival Pesona – Perhutanan Sosial Nasional oleh Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, pada pekan pertama Juni besok di Jakarta. Festival ini akan menampilkan semua produk perhutanan sosial yang dikelola KUPS, temu bisnis, diskusi dan seminar bertemakan pengembangan perhutanan sosial. Direncanakan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, dalam kegiatan ini akan melakukan dialog dan diskusi dengan sejumlah pemangku kepentingan, dalam rangkaian aksi koreksi pengembangan dan percepatan perhutanan sosial.
Kementerian LHK telah mengalokasikan 12,7 juta hektar kawasan hutan untuk dikembangkan menjadi kawasan perhutanan sosial yang dikelola masyarakat melalui Kelompok Tani Hutan. Dan dalam perjalanan 7 tahun, atau efektifnya 5 tahun terakhir, kini realisasinya sudah mendekati 5,5 juta hektar melibatkan hamper 1,5 juta kepala keluarga. Dan ini mencakup 4.294 desa di 2.315 kecamatan, pada 380 kabupaten di Indonesia.
Kini tengah dilakukan proses percepatan oleh Ditjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, melalui pendekatan konsep IAD, diawali oleh 3 kabupaten; Lumajang basis penekananya pada sosial. Kemudian, Kabupaten Buleleng Bali, pengembangan IAD mencakup 9 desa, basisnya ekologi. Dan Ogan Komerin Ilir, Sumsel, terkait petani karet, basis pendekatannya ekonomi.
Dukungan Pemda.
Adanya full dukungan Pemda ini, lanjut Dirjen Bambang, maka kini sangat terjalin erat sinergitas Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Pemda Lumajang. Bahkan, tak sebatas itu, tapi juga Pemerintah dengan swasta dan masyarakat.
Dengan swasta, disebut Dirjen Bambang lagi, telah terjalinnya sinergitas dengan sejumlah offtakers yang menjadi mitra usaha LMDH Wono Lestari dengan Industri Pengolahan Susu – IPS, misalnya. Dalam kasus ini, PT Nestle yang telah menampung semua produksi susu anggota LMDH Wono Lestari yang dikelola oleh Kelompok Usaha Perhutanan Sosial, KUPS Wono Lestari. “ Melalui koperasi susunya mereka menjalin hubungan bisnis dengan Nestle secara transparan,”tutur dirjen alumni Univesitas IPB Bogor ini.
Suatu perkembangan yang sangat baik dalam implementasi konsep IAD ini, adanya rencana Bupati H Thorig Hag, untuk ekspansi implementasi konsep IAD ke desa desa lain di Lumajang, seiring dengan masih tingginya kebutuhan produksi susu oleh PT Nestle yang setiap harinya, menurut Dirjen Bambang Supriyanto, mencapai 10 ribu liter perhari – yang sangat diyakini tak bakal mampu dipenuhi bila hanya mengandalkan produksi susu anggota KUPS Wono Lestari.
“ Populasi sapi perah anggota KUPS Wono Lestari ada sekitar 1300 ekor dengan produksi susu sekitar 5300 liter perhari,”jelas Dirjen Bambang. Namun pasokan susu sebanyak ini, masih membuat tangki timbun Nestle masih idle capacity, karena kapasitasnya mencapai 120 ribu liter perhari,” tambahnya.
Dengan alasan itu, Bupati H Thorig Hag, kini telah merancang master plan pengembangan sapi perah dengan konsep IAD, di 5 desa lainnya yang saling berdekatan dengan Desa Burno. Pendekatannya mengadopsi apa yang sudah dikembangkan KUPS Wono Lestari, baik pendekatan sosialnya, ekologi, maupun pendekatan ekonominya. “ Pengembangannya pola agroforestry dan silvopustura, mengandeng sejumlah bank sebagai sumber Kredit Usaha Rakyat –KUR, kemudian menjadi modal bergulir.”