Langkah Nyata Inisiatif Ekonomi Sirkular di Indonesia

Pengurangan Emisi

Menurut studi yang dipaparkan dalam buku “The Future is Circular”, secara akumulatif, manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang diperoleh dari 36 inisiatif yang sudah dijalankan dapat mencapai pengurangan emisi lebih dari 1,4 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO2e), penghematan energi lebih dari 4,8 juta megawatt hour, penurunan konsumsi air lebih dari 252 ribu miliar meter kubik.

Selain itu, inisiatif tersebut diklaim dapat memberi penghematan biaya operasional lebih dari Rp431,9 miliar, penciptaan lapangan pekerjaan bagi 14.270 pekerja, dan yang terpenting, pengurangan sampah lebih dari 827 ribu ton.

Penerapan ekonomi sirkular di Indonesia, menurut buku “The Future is Circular” difokuskan pada lima sektor, yakni sektor makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, dan sektor elektronik, karena berpotensi meningkatkan Produk Domestik Bruto.

Baca juga: Pekan Dialog Iklim New York, Kadin Diskusikan Gerakan Mendukung FoLU Net Sink 2030

Jika ekonomi sirkular dapat diterapkan secara kontinu pada kelima sektor tersebut, maka diperkirakan dapat mendongkrak PDB sebesar Rp593-638 triliun pada 2030.

Selain itu, ada potensi untuk menciptakan 4,4 juta pekerjaan dengan 75 persen di antaranya diperuntukkan bagi perempuan.

Ditargetkan juga, penerapan ekonomi sirkular di Indonesia melalui kelima sektor tersebut juga dapat mengurangi emisi CO2e sebesar 126 juta ton dan penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik di 2030.

Selain program pemerintah bersama UNDP tersebut, banyak juga pihak swasta yang gencar mengkampanyekan ekonomi sirkular, tak terkecuali perusahaan multinasional.

Baca juga: NGOs Kritik Mesir, Sebagai Tuan Rumah Yang Kurang Ambius Menurunkan EGRK

Hillari Ignatius Kenneth, CEO dari PT Mahkota Giovey Abadi, perusahaan pembuat botol plastik “travel pack” dengan klien produk F&B yang cukup besar, mengatakan bahwa selain harus lebih “membumi”, upaya membangun kesadaran terkait ekonomi sirkular juga harus menyentuh kaum millenial, yang merupakan generasi penerus bangsa.

“Sedari awal, konsep ekonomi sirkular harus visible, harus dibawa sedekat mungkin ke komunitas milenial. Konsep circular economy agar terlihat (visible) di pandangan mata para mereka.”

“Misalnya, di kafe, pengelola yang memang sudah aktif menggunakan bahan-bahan recycled plastic, dapat memajang logo “100 persen recycled”.”

“Hal tersebut penting untuk konsisten dilakukan oleh pelaku industri F&B agar menjadi trend dan kebiasaan,” kata Kenneth, yang melalui PT. Mahkota Giovey memproduksi botol plastik yang 100 persen dapat didaur ulang.

Baca juga: BPDPKS Alokasikan Dana untuk Implementasi Biodiesel 40