COP 27 Sharm El-Shekh Mesir, Debut dari Paviliun Indonesia

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya saat meresmikan Paviliun INdonesia di COP 27 di Mesir, Minggu. Melalui Paviliun, Indonesia melakukan diplomasi perubahan iklim global.

TROPIS.CO, EL-SHEIKH – Perhelatan COP 27 di Sharm El- Shekh di Mesir telah dimulai, dan Indonesia mengawalinya dengan peresmian Paviliun dan talkshow oleh Menteri Linglungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

Melalui Paviliun, Indonesia terus menyuarakan berbagai aksi, sekaligus berbagi pengalaman dalam upaya meningkatan peran pengendalian perubahan iklim.

Di Paviliun Indonesia di venue Tonino Lamborghini, Sharm El Sheikh International Congress Center, minggu, 6 November, Indonesia kembali mengulangi debutnya, menyuarakan berbagai aksi, strategi, inovasi, dan capaian dalam pengendalian perubahan iklim, sebagai komitmen yang sudah dituangkan di dalam Nationality Determined Contribution (NDC).

Bertemakan, ‘Stronger Climate Actions Together’, Paviliun Indonesia,  merefleksikan misi dan berbagai hal yang diperjuangkan delegasi RI. Dan tema ini sesuai dengan tujuan Nomor 13 Pembangunan Berkelanjutan (SDG), yang menyampaikan mandat bagi masyarakat global mengambil tindakan segera memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Pada COP27 tahun ini, Paviliun Indonesia diselenggarakan dalam 36 sesi talkshow panel discussion dengan pelibatan para pihak.

Melalui paviliun Indonesia  menampilkan kebijakan dan hasil nyata kerja sebelumnya. Sekaligus memperlihatkan, bagaimana masyarakat sipil, sektor swasta, dan pemerintah menerjemahkan visi bersama ini ke dalam rencana dan strategi pembangunan nasional, mendekati agenda FOLU Net Sink 2030.  Selain membuka jalan bagi ambisi iklim masa depan bersama-sama para pihak.

Di dalam mengatasi ancaman global yang sesungguhnya,kata Menteri Lingkungan  Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, sangat  diperlukan adanya  tindakan multilateral, kolektif, dan terpadu. Dan semangat kolaborasi ini di COP 27 ini,  harus dijaga bersama.

Dalam beberapa dekade terakhir, kata Menteri Siti Nurbaya, pemerintah telah berbagi tanggung jawab perubahan iklim dengan kalangan akademisi, bisnis, organisasi masyarakat sipil atau CSO, dan para pihak lainnya

Hanya memang, terkadang dalam aksi mitigasi dan adaptasi aksi iklim di lapangan, mengalami keterbatasan serta tantangan mencakup dimensi politik dalam pengambilan keputusan. Bahkan juga, adanya perselisihan karena kepentingan prioritas sosial-ekonomi dan lingkungan.

“Terkadang ini menjadi paradoks, bentuk ketidaksesuaian dalam relevansi sosial, sehingga kurang efektifnya kebijakan menjadi tindakan. Untuk itu aksi bersama tentang perubahan iklim membutuhkan pemimpin untuk memandu aksi. Karenanya tema yang dipilih untuk Paviliun Indonesia adalah Stronger Climate Actions Together,” tegas Siti Nurbaya.