Indonesia Tegaskan pada Uni Eropa, Sawit Ramah Lingkungan

Tantangan Tidak Mudah

Tantangan industri sawit ke depan tidak mudah.

“Selain aturan WTO yang ketat terkait sawit, berbagai regulasi seperti peraturan terkait deforestasi dan kelestarian lingkungan tetap kita ikuti dan hormati,” tuturnya.

Baca juga: Apindo: Pemerintah Harus Hati-Hati Buat Kebijakan Terkait Industri Sawit

Menurut Hadi, meski memberlakukan aturan ketat, UE membutuhkan minyak sawit dan dari negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia dalam jumlah signifikan.

“Minyak sawit Indonesia memegang 30 hingga 40 persen dari impor UE untuk minyak nabati,” kata Andri Hadi.

Menurut Andri, permintaan produk CPO terus menguat terutama pada awal perang Rusia versus Ukraina terutama akibat gangguan rantai pasokan, dan pemulihan global pascapandemi.

“Minyak sawit dapat memenuhi permintaan UE akan minyak nabati, sehingga membantu ketahanan energi di kawasan ini,” pungkas Andri Hadi. (*)