IPOC 2022 Strategis bagi Industri Sawit guna Antisipasi Kebijakan dan Strategi Pemerintah Hadapi Dinamika Ekonomi Dunia

Dampak Perang Rusia dan Ukraina

Menurutnya, dengan situasi geopolitik dunia yang dinamis sebagai dampak perang Rusia dan Ukraina, pasokan minyak nabati dan minyak dunia menjadi terganggu terutama karena kedua negara tersebut merupakan penghasil minyak bunga matahari dunia terbesar yang menyuplai lebih dari 60 persen pasokan minyak bunga matahari di pasar global.

Terganggunya pasokan minyak bunga matahari di pasar global, menjadikan minyak sawit memiliki peluang yang besar untuk mengisinya.

Baca juga: Astra Agro Junjung Tinggi Asas Keberlanjutan Dalam Pengembangan Industri Sawit

Demikian juga pasokan minyak bumi dari Rusia yang berkurang, memberikan peluang besar untuk biodiesel dari minyak sawit mengisi kekurangan di pasar global.

Dunia industri tentunya sangat terpengaruh oleh setiap kebijakan yang dibuat pemerintah.

“Kita dapat melihat kebijakan larangan ekspor sementara memberikan dampak efek domino yang begitu luas di industri sawit Indonesia sehingga sangat penting pemahaman akan kebijakan-kebijakan baru akan membantu dalam menentukan strategi bisnis perusahaan ke depan.”

“Insight peluang pasar minyak sawit dunia di beberapa negara tujuan utama ekspor, supply and demand minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya akan dibahas di dalam IPOC 2022,” ungkap Ketua Umum GAPKI itu.

Baca juga: 184 Ribu Ton Ekspor Sawit Senilai Rp2,3 triliun Jadi Sumbangan Terbesar Devisa Sulbar

Minyak sawit telah menjadi salah satu minyak nabati yang paling penting, yang menyediakan lebih dari 30 persen dari pasokan minyak nabati dunia.

Berdasarkan data Oil World, pada tahun 2021, Indonesia menyuplai lebih dari 29,7 juta ton minyak sawit ke pasar global setara dengan 55 persen dari total permintaan minyak sawit global yaitu 53,5 juta ton.

Permintaan minyak sawit untuk pangan dunia dan untuk biofuel terus meningkat setiap tahun.

“Indonesia sebagai penghasil kelapa sawit terbesar memainkan peranan yang sangat signifikan sehingga pasar global mengamati dengan seksama pasar minyak sawit Indonesia,” jelas Joko.

Baca juga: Dirjen Gakkum Roi, Ingatkan Pabrik Sawit Agar Tak Abai Terhadap Limbah

Sementara Ketua Penyelenggara IPOC 2022, Mona Surya, menyatakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dijadwalkan menmberikan keynote speech dari dan membuka acara IPOC 2022 secara resmi.

“Kami juga secara khusus menghadirkan Menteri Keuangan, Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN untuk memberikan special address terkait kebijakan dan strategi pemerintah dalam menghadapi dinamika ekonomi dunia.”

“Sudah menjadi tradisi bagi IPOC menghadirkan pembicara-pembicara ahli minyak nabati senior dunia untuk menguak tren harga, seperti Dorab Mistry (Godrej International Ltd), James Fry (LMC International) dan Thomas Mielke (Oilworld),” papar Mona.

Lantas Sekretaris Jenderal GAPKI Eddy Martono menyatakan bahwa IPOC merupakan wadah para pelaku bisnis dan pemangku kepentingan (stakeholders), pemilik, CEO dan eksekutif, dan para pengambil kebijakan baik tingkat nasional maupun internasional, untuk bersama-sama membahas isu-isu strategis diseputar industri kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir.

Baca juga: Pers Dalam Bisnis Sawit Nasional

IPOC juga merupakan media bagi para pelaku usaha untuk memperluas jaringan usahanya baik melalui program sponsorship maupun jaringan komunikasi virtual yang disediakan panitia.

“Animo masyarakat baik dari Indonesia maupun luar negeri akan konferensi ini selalu meningkat setiap tahunnya,” ujarnya.

Tahun lalu penyelenggaraan konferensi ini secara virtual untuk kedua kalinya tetap mendapatkan animo yang tinggi dengan dihadiri lebih dari 750 peserta dari 16 negara.

“Tahun ini yang penyelenggaraan pertama secara tatap muka langsung untuk pertama kali setelah pandemi Covid-19 melanda selama dua tahun, kami optimis menargetkan 1.000 peserta akan berpatisipasi pada acara ini,” pungkas Mona. (*)