
TROPIS.CO, BOGOR – Gabungan Perusahaan Kelapa sawit Indonesia ( Gapki) bekerjasama dengan Universitas IPB Bogor telah membangun pusat studi sawit yang salah satu tujuannya, mencari dan memberikan solusi atas tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan industri sawit nasional, terutama terkait dalam bidang lingkungan, kesehatan, hak asasi manusia (HAM), perdagangan internasional dan bidang lain yang strategis.
Peresmian Pusdi Sawit IPB dilakukan Jumat ( 9/9) di Bogor bersamaan dengan peluncuran dan bedah buku “ Sawit Untuk Negeri” karya Guru Besar Dalam bidang Manajemen Strategik di “Kampus Bela Negara” UPN Veteran Jakarta Almarhum Prof. Dr. AB Susanto dan kritikus lingkungan hidup, Petrus Gunarso. Kedua sosok ini, bukan “orang” sawit namun sangat peduli terhadap keberlangsungan industri sawit.
Hadir dalam peresmian PUSDI Sawit IPB dan sekaligus tampil sebagai pembedah; Pakar ekonomi pertanian yang juga Guru Besar Universitas IPB Bogor dan mantan Menteri Pertanian, Prof.Bungaran Saragih, Rektor IPB Uviversity, Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi. Ketua Umum GAPKI, Ir Joko Supriyono – Ketua Umum GAPKI dan Prof. Dr. Meine van Noordwijk – Emeritus Professor, Wageningen University the Netherlands. Adapun moderatornya, Dr Tungkot Sipayung Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI)
Didirikannya PUSDI Sawit IPB, sebagai kerjasama dalam perwujudan Tridarma bagian dari Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Perkebunan dan Industri Sawit Berkelanjutan. Dan diharapkan, dapat mengkoordinasikan penelitian dan kajian secara komprehensif tentang kelapa sawit dari berbagai keilmuan yang ada di IPB.
Sekaligus juga, mendesiminasikan hasil penelitian dan kajian kepada masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian, keberadaan PUSDI menjadi Pusat Studi Sawit yang handal dan terdepan di dunia untuk menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi di bidang perkelapasawitan, baik lingkup lokal, regional, maupun global.
Tidak hanya itu, keberadaan PUSDI bisa lebih berperan dalam mendukung pembangunan dan pengembangan perkebunan dan industri sawit dengan peningkatan produksi, mutu produk sawit, dan nilai ekonomi untuk berkontribusi dalam menyangga perekonomian
Dengan demikian, industri sawit mampu membuka kesempatan kerja dan pemberdayaan masyarakat. Mendukung pembangunan industri sawit dalam menyangga kepentingan nasional. Dan juga mengembangkan ilmu, teknologi, dan manajemen dalam industri sawit untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara inklusif dan berkelanjutan.
Dijelaskan, tujuan PUSDI SAWIT IPB adalah melakukan kajian dan tindakan terkait dengan perkebunan dan industri sawit nasional untuk: Meningkatkan produktivitas, fungsi dan peran industri perkebunan dan industri hilir sawit nasional dalam pengembangan ekonomi, sosial dan ekologi secara inklusif, baik pada konteks lokal, nasional maupun global untuk mendukung ketahanan nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya itu, Pusdi juga diharapkan dapat memberikan solusi atas tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam usaha perkebunan dan industri sawit nasional dalam bidang lingkungan, kesehatan, hak asasi manusia (HAM), perdagangan internasional dan bidang lain yang strategis.
Adapun rencana strategis PUSDI SAWIT IPB mencakup; Pengembangan bibit unggul agar produksi kebun sawit dapat meningkat. Pengembangan perkebunan kelapa sawit khususnya kebun sawit rakyat, Pengembangan added value industri produk-produk turunan sawit dan pengolahan limbah dengan tetap mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan memperhatikan HAM. Dan juga Pengembangan aspek perdagangan dan politik perdagangan sawit, serta diplomasi internasional, serta Peningkatan sinergi dari berbagai upaya untuk mewujudkan sawit bagi ketahanan nasional.
Peduli Sawit.
Almarhum Prof AB Susanto maupun Dr. Petrus Gunarso, keduanya memang bukan ahli sawit. Namun keduanya sangat peduli terhadap industri sawit yang selalu diserang dengan berbagai isu miring yang sangat merugikan. Padahal industri sawit mempunyai peran strategis bagi perekonomian Indonesia.
“Industri sawit memiliki dampak yang sangat panjang terhadap pergerakan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, bukan sebatas membuka lapangan kerja yang kini sudah mendekati 17 juta orang, melainkan juga mendatangkan devisa yang dalam tahun terakhir sudah lebih dari Rp 500 triliun,”kata Petrus Gunarso.
Kareanya, buku “Sawit untuk Negeri”, perspektifnya untuk mendudukkan sawit dalam posisi yang lebih berimbang, agar sisi positif sawit bagi Indonesia tidak tenggelam dalam informasi negatif yang merugikan Indonesia.
Dalam buku ini dipaparkan tentang berbagai nilai positif sawit dan berbagai
tantangan yang dihadapi di dalam pengembangannya. Sedemikian rupa, sehingga
keunikan sekaligus kedalaman dari buku ini secara komprehensif melihat manfaat
dari kehadiran sawit di bumi Pancasila ini bagi semua lapisan dan golongan, yakni
bagi: Petani, keluarga, dan pekerja, Pengusaha, Eksportir, dan Negara yak ni dari aspek pajak dan devisa.