Antisipasi Masalah Pangan, Ini Lima Tugas Khusus dari Presiden untuk Institut Pertanian Bogor

TROPIS.CO, BOGOR – Dalam acara Dies Natalis ke-58 Institut Pertanian Bogor (IPB), Kamis (1/9/2022) yang disampaikan secara virtual, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa saat ini krisis pangan sedang mengancam seluruh negara di dunia.

Presiden Jokowi menjelaskan, tahun ini semua negara di dunia dihadapkan pada ujian yang sama dan tantangan yang sama, yakni ancaman perubahan iklim, dinamika geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan, krisis energi dan krisis finansial.

“Krisis kemanusiaan ada di depan mata kita, 340 juta penduduk dunia di 82 negara mengalami kerawanan pangan yang sangat serius. Kenaikan indeks harga pangan global mencapai rekor tertinggi, biaya logistik jalur laut meningkat tiga kali lipat. Meningkatnya biaya produksi pupuk yang berdampak pada peningkatan biaya produksi pangan dan petani,” ungkapnya.

Pada saat yang sama, Jokowi pun memberikan lima tugas kepada IPB yakni:

Pertama, mengembangkan riset agromaritim untuk menghasilkan inovasi tepat guna.
Kedua, memperluas penyebaran inovasi pangan ke berbagai pelosok Indonesia, memperluas kemitraan dengan berbagai stakeholder.
Ketiga, ketiga mengembangkan program-program studi kekinian dan kurikulum yang adaptif.
Keempat, menyiapkan early warning zoonosis untuk menghadapi penyakit infeksius yang bersumber dari hewan.
Kelima, IPB perlu memperkuat sinergi dengan industri dalam riset dan pemanfaatan hasil-hasil riset, mempelopori sinergi hasil kolaborasi riset dan pemanfaatannya dengan industri, serta menjadikan kampus, sebagai jembatan dengan dunia industri.

Menanggapi hal itu, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arief Satria menyatakan civitasnya siap mencermati dan melaksanakan lima tugas dari Presiden Jokowi baik dari aspek pendidikan, inovasi pangan untuk memperkuat ekonomi, maupun pengabdian masyarakat.

Arief Satria mengatakan, guncangan krisis global harus dimaknai dengan kaca mata positif dan merupakan momentum untuk semakin meningkatkan kemandirian pangan berbasis pada bahan pangan lokal.

“Oleh karena itu bahan pangan lokal harus kita dorong inovasinya, agar produktivitas semakin tinggi, kemudian juga memiliki daya saing,” kata Arief Satria.

Bahkan Arief berharap produk-produk pangan lokal tidak semata-mata untuk kebutuhan pangan di Indonesia, tetapi ke depan juga bisa berkontribusi untuk stok pangan dunia. (Nto)