Bank DBS Indonesia Bantu Petani Kakao Binaan Krakatoa Lewat Green Savings

Purpose Driven Bank

Pada kesempatan yang sama, Head of Segmentation, Liabilities and Mortgage, PT Bank DBS Indonesia Natalina Syabana mengatakan bahwa sebagai purpose driven bank atau bank yang digerakkan oleh tujuan positif, Bank DBS Indonesia secara berkelanjutan menyalurkan kontribusi nasabah Green Savings melalui pada mitra wirausaha sosial terpilih.

“Dalam satu tahun, sebanyak hampir 3.000 nasabah telah memberikan dampak positif dan mendukung agenda keberlanjutan dengan memberikan kontribusi melalui sebagian bunga tabungan yang dampaknya sudah dirasakan oleh para petani kakao,” kata Natalina.

Bank DBS Indonesia memiliki mitra wirausaha sosial terpilih Krakakoa yang memiliki visi memajukan perkebunan kakao.

Indonesia sebagai produsen cokelat ketujuh terbesar di dunia kini dihadapkan pada berbagai masalah seperti kurangnya generasi baru petani kakao, usia pohon kakao yang sudah tua sehingga kualitas kakao menurun, serta minimnya pengetahuan petani kakao dan teknologi untuk menghasilkan cokelat yang berkualitas.

Baca juga: Peringati Hari Hutan Indonesia, KPMG Indonesia Bersama Komunitas Mangrove Jakarta Tanam 500 Mangrove

Dengan inisiatif dan dukungan ini, diharapkan Indonesia dapat kembali menjadi tiga besar produsen cokelat di dunia.

“Krakakoa merupakan wirausaha sosial produsen cokelat yang memiliki misi ‘farmer-to-bar’ untuk memajukan pertanian kakao yang berkelanjutan dalam aspek lingkungan maupun bisnis.”

“Krakakoa membina petani kakao dengan memberikan pendampingan dan akses akan bibit kakao unggul dan fasilitas pascapanen sehingga dapat menghasilkan panen yang berkualitas sehingga meningkatkan kesejahteraan petani kakao di Indonesia.”

“Keterlibatan nasabah Bank DBS Indonesia melalui rekening Green Savings telah membantu kami mewujudkan hal itu,” ungkap Finance & Accounting Manager Krakakoa Fatimah Aziss.

Baca juga: KLHK Siapkan 11 Strategi Pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030

Menurutnya, kontribusi yang terkumpul disalurkan kepada 20 persen dari total petani kakao di bawah binaan Krakakoa yang berlokasi di Lampung dan Sulawesi Barat.

Bentuk pembinaan berkelanjutan, berupa lebih dari 20.250 bibit unggul, fasilitas Solar Dryer Dome untuk meningkatkan penyerapan biji kakao sebanyak 38 persen, fermentation boxes dan rak pengeringan yang mempercepat proses pengeringan biji kakao dan menjaga kualitas panen sehingga harga jual bisa lebih tinggi 2 hingga 3 kali lipat di atas harga pasar.

Kami berharap semakin banyak nasabah yang terketuk hatinya untuk berkontribusi terhadap sosial lingkungan, terutama untuk mendukung keberlangsungan petani dan pertanian kakao di Indonesia,” pungkas Fatimah. (*)