Stok Berlebih dan Ekspor Turun, Harga TBS Ambyar

Industri sawit menyambut baik ajakan pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mencapai target nol emisi karbon. Foto: Instagram @afikhadiyanto
Industri sawit menyambut baik ajakan pemerintah untuk menekan emisi karbon dan mencapai target nol emisi karbon. Foto: Instagram @afikhadiyanto

TROPIS.CO, JAKARTA – Kinerja industri sawit bulan Mei 2022 dipengaruhi oleh kebijakan larangan ekspor yang berlaku pada 28 April hingga 23 Mei 2022.

Kebijakan larangan ekspor tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap pencapaian ekspor tetapi juga terhadap produksi.

Secara agronomis, produksi tandan buah segar (TBS) tanaman meningkat, tetapi secara industri produksi crude palm oil (CPO) 18 persen lebih rendah dari produksi bulan April.

“Beberapa perusahaan mulai membatasi panen dan pembelian tandan buah segar kelapa sawit dari petani karena kapasitas tangki yang terbatas.”

Baca juga: Atasi Anjoknya Harga TBS, Begini Saran Petani Sawit untuk Presiden Jokowi

“Ekspor bulan Mei 2022 hanya 678 ribu ton atau turun 68 persen dari ekspor bulan April sebesar 2.089 ribu ton,” ungkap Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono dalam keterangan persnya, Jumat (15/7/2022).

Penurunan terbesar pada CPO dan olahan CPO.

Ekspor oleokimia pada bulan Mei 318 ribu ton, relatif sama dengan ekspor bulan April (319 ribu ton).