Ruandha Agung Ajak Masyarakat Terlibat  Dalam  Indonesia’s FOLU Net Sink

Ketua Harian I Tim Kerja Indionesia's FoLU Net Sink yang juga Plt Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung Sugardiman, saat memaparkan strategi implmentasi FoLU Net Sink Regional Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Jawa Tengah di Universitas IPB Bogor, kampus sangat merespon

TROPIS.CO, JAKARTA –   Pemerintah  terus mengajak  semua lapisan masyarakat untuk terlibat langsung dalam pengendalian perubahan iklim  melalui pendekatan pengelolaan hutan  lestari  dan mengembangkan kawasan hutan baru  pada   areal lain – FoLU Net Sink.

Ketua Harian I Tim Kerja Indonesia’s   FOLU Net Sink,  Dr Ruandha Agung Sugardiman, mengakui partisipasi masyarakat ini akan sangat menentukan  program  pemerintah  meningkatkan daya serapan  emisi Gas Rumah Kaca – GRK, sebesar 140 juta ton CO2e pada tahun 2030.

“Kita berharap dengan tingginya partisipasi masyarakat, pada 2030 nanti,  akan terjadi keseimbangan  atau bahkan mungkin bisa lebih tinggi,  dari tingkat emisi,”kata Plt Dirjen Planologi dan Tata Lingkungan, Kementerian Lingkungan  Hidup dan Kehutanan itu dalam percakapan dengan TROPIS di Jakarta,  Selasa ( 12/7).

Pekan lalu, Ruandha  Agung Sugardiman, baru saja menyelesaikan   Sosialisasi  Rencana Operasional FOlU Net Sink, putaran pertama yang dimulai sejak pertengahan Juni kemarin.  Diawali dengan tatap muka dengan kalangan stakeholders di regional Jawa Barat, Banten,  DKI Jakarta, dan Jawa Tengah di Kampus Universitas IPB Bogor, dan  berakhir di  Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Pada putaran pertama, target sosialisasi  Tim Kerja  Indonesia’s FOlU Net Sink 2030, mencakup regional Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta,  dan Jawa Tengah, di  Universitas IPB Bogor, (Senin, 20/6). Kemudian regional Sumatera di Universitas  Sumatera Utara, Medan ( Kamis, 23/6),  Regional  Jawa Timur,  Yogjakarta, Bali, Nusra di  Universitas Gajah Mada  di Yokjakarta  ( Senin, 27/7).

Ruandha Agung ketika melaklukan sosialisasi rencana operasional FOLU Net Sink di Universuitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, perlu keterlibatan lapisan masyarakat

Regional  Maluku dan Papua di  Universitas Papua di Manokwari  (Kamis, 30/6),  Regional Sulawesi di  Universitas  Hasanuddin  Makasar (Senin, 4/7), terakhir regional Kalimantan di Universitas Lambung  Mangkurat di Banjarbaru ( Kamis, 7/7).  Setelah sosialisasi  rencana operasional,  kemudian akan dilanjutkan dengan  kegiatan workshop di  12 provinsi.

“Dalam kegiatan sosialisasi  ini, Tim Kerja bekerjasama dengan Forum  Pimpinan Lembaga Perguruan  Tinggi  Kehutanan  Indonesia ( FOReTIKA),”ujar Ruandha Agung Sugardiman.

Menceritakan respon  dari hasil sosilisasi  putaran pertama ini,  Ruandha  mengakui  sangat bangga, terutama  respon dari masyarakat kampus.  Kalangan perguruan tinggi menilai  gerakan  sosialisasi  rencana operasional  FOLU Net Sink 2030 yang dilakukan Kementerian  Lingkungan  Hidup dan Kehutanan, sebagai   science based, sangat terukur, bahkan berbagai materi yang disampaikan  bisa dijadikan sebagai bahan skripsi dan tesis.

“Secara umum masyarakat kampus merespon sangat positif, dan  program FOLU Net Sink ini,  bisa diserasikan dengan program kampus,”kata Ruandha lagi, sembari mencontohkan,  Universitas IPB Bogor, segera  menerapkan kebijakan  untuk setiap mahasiswa yang  mau diwisuda,  terlebih harus menanam.

Begitu juga di Universitas  Papua dan  Universitas  Kuala Aceh, dalam  upaya meningkatkan tutupan lahan, maka areal  yang ada  di sekitar kawasan kampus segera dikembangkan menjadi kawasan hijau.  Bahkan tidak sebatas itu,  dengan program FOLU Net Sink,  kalangan kampuspun semakin optimis bahwa   ilmu konservasi,  Silvikulture,  termasuk Silin, dan juga ilmu perbenihan akan  semakin  berkembang.

“Dengan adanya strategi FOLU Net Sink dalam pengendalian  GRK, kalangan kampuspun  kian optimis, bahwa Fakultas Kehutanan pun akan terus berkembang, dosenpun tambah semangat,”ungkap Ruandha lagi.

Hanya memang di tingkat aparatur pemerintah daerah, bahkan juga  di UPT UPT,  ada kesan masih dianggap sesuatu  yang sulit dalam mengimplementasikannya. Mereka beranggapan  bahwa FOLU Net Sink ini sesuatu yang baru.  Padahal tidaklah demikian,  sebab apa yang  terkandung dalam  FOLU Net Sink,  umumnya sudah diimplemtasikan dalam kegiatan di lapangan setiap harinya.

Berbagai lapisan merespon positif langkah pengurangan emisi gas rumah kaca melalui FoLU Net Sink.

Sebut saja misalnya,  dalam kontek Forest  atau hutan, teknik dalam pengelolaan  dan pemanfaatan  hutan  sudah diterapkan. Hanya memang dalam  kontek FOLU lebih  terstruktur, sistimatis dan  real adanya.  Sehingga apa yang sudah dilakoni selama ini lebih ditingkatkan, karena ada suatu target, baik dalam kemampuan serap  CO2 maupun dalam  target waktu, yakni 2030.

“ Dalam  FOLU Net Sink ini  hasil yang ingin dicapai lebih nyata, real ada data dan angka  yang  menjadi target, yakni `140 juta  ton CO2e pada tahun 2030, ”ujarnya.   “Dalam capaian  target itu, sektor kehutanan  memilik kontribusi  sekitar 60% dalam  pemenuhan   target netral karbon,”katanya lagi.

Kesuksesan pelaksanaan FOLU Net Sink ini menjadi signifikan guna memenuhi Nationally Determined Contribution (NDC) yang menjadi kewajiban nasional Indonesia di dalam agenda perubahan iklim global.  “Hal ini merupakan progres kita atas Ratifikasi Paris Agreement, Adopsi Pakta Iklim Glasgow dan keputusan lainnya termasuk pertemuan Stockholm +50 di Swedia,” ungkap Ruandha.

Ruandha menjabarkan FOLU Net Sink 2030 terdiri atas Rencana Operasional sebagai tindak lanjut Perpres 98 Tahun 2021 terkait penyelenggaraan nilai ekonomi karbon serta Kepmen 168 Tahun 2022 tentang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk pengendalian perubahan iklim. S

Kementerian LHK juga telah menyusun Rencana Strategis dan Rencana Kerja sebagai dasar pelaksanaan di tingkat regional dan daerah. Untuk itu pelibatan seluruh pihak menjadi signifikan di dalam optimalisasi aksi mitigasi FOLU Net Sink ini.

“Pemerintah Daerah sebagai pemangku kebijakan di daerah merupakan mitra strategis KLHK dalam keberhasilan implementasi FOLU Net Sink 2030 di tingkat tapak. Selain itu, dukungan akademisi, lembaga mitra KLHK, lembaga swadaya masyarakat, dan media dapat membumikan dan menyebarluaskan tujuan positif FOLU Net Sink 2030 sehingga seluruh masyarakat dapat menyadari pentingnya pengendalian perubahan iklim saat ini untuk masa depan,” katanya.