Menteri Siti Terus Akomodir Pemikiran Para Dekan Fahutan

TROPIS.CO- BANJARMASIN, Setelah berdiskusi dengan sejumlah Dekan Fakultas Kehutanan di Balikpapan, terkait FoLU Net Sink dan penataan Ibu Kota Nusantara di Balik Papan, Menteri Siti Nurbaya, bersama para dekan terbang ke Banjirmasin, melihat Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia atau TH2TI, berlokasi di kawasan Perkantoran Pemprov Kalimantan Selatan ,di Banjarbaru, Kamis (24/3).

Dan Menteri Siti Nurbaya akan terus menggali dan mengakomodir berbagai pemikiran dan pendapat para Dekan dan Ketua Jurusan  kehutanan dari semua universitas dan perguruan tinggi di Indonesia, dalam upaya  mempercepat target FoLU Net Sink, dan penataan  kawasan Ibu Kota Nusantara berbasiskan lingkungan rendah emisi.

Adapun kunjungan ke TH2TI ini sebagai salah satu referensi, dalam upaya mengembalikan hutan hujan tropis Indonesia melalui konsep forest city. Konsep ini rencananya akan diimplementasikan pada penataan kawasan Ibu Kota Nusantara, pada kawasan seluas hampir 300 ribu hektar, termasuk zone inti seluas 56. 200 hektar. Karenanya, sebelum terbang ke Banjirmasin, sebelumnya para dekan ini, juga diajak melihat dari dekat kondisi kekinian, rencana Ibu Kota Nusantara di Kabupaten Penajam.

Luas kawasan TH2TI 86,85 hektar. Terbagi dalam empat blok. Blok I merupakan tanaman inti; pohon rimba campuran dan HHBK. Pohon Ulin ditanam pada Blok II. Dan di Blok III, tanaman Meranti. Kemudian di Blok IV pohon Mahoni. Saat ini, areal tersebut telah didominasi oleh tanaman sengon dan jabon sebagai peneduh tanaman inti.

“Dari saya pertama ke sini pada tahun 2015 itu merupakan areal terbuka dan gersang. Kemajuan kawasan ini sudah dapat terlihat, dimana pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh dengan baik. Proses seperti ini juga dipelajari secara akademik tentang Aforestasi,” kata Menteri Siti.

Sebelumnya, Menteri Siti bersama para Dekan Fakultas Kehutanan se-Indonesia, mengunjungi IKN untuk mempelajari kondisi untuk pengembangan forest city. Sebagaimana arahan Presiden RI Joko Widodo, IKN itu harus dibangun sejalan dengan memperbaiki lingkungannya.

“Oleh karena hutannya monokultur, jadi kita akan menjadikannya kembali menjadi hutan alam dengan tanaman endemik,” tutur Menteri Siti.

TH2TI ini juga merupakan hasil kerja kolaborasi KLHK dan Pempov Kalsel dalam upaya melestarikan dan mengembalikan keberadaan hutan hujan tropis Indonesia. Menteri Siti menyampaikan hal ini tidak lepas dari komitmen kuat Pemprov Kalsel untuk melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan.

“Kalimantan Selatan itu dari sisi RHL dan enforcement untuk rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dari para pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), termasuk yang kuat. Dengan segala inisiatif yang ditunjukkan, kita di tingkat nasional juga mempelajari, mendalami akuntabilitasnya dan itu bisa berjalan baik,” kata Menteri Siti.

Sementara itu, Ketua Forum Pimpinan Lembaga Pendidikan Tinggi Kehutanan Indonesia (FOReTIKA) Naresworo Nugroho, sekaligus Dekan Fahutan IPB, mengungkapkan dari kunjungan ini pihaknya ikut mempelajari banyak hal. Dari segi akademis, dirinya menyampaikan FOReTIKA khususnya Universitas Lambung Mangkurat dapat turut berkontribusi terhadap pengembangan areal ini melalui kegiatan Tridharma kampus.

“Kawasan ini juga bisa digunakan oleh masyarakat untuk sarana edukasi, forest healing, dan wisata. Keberadaan areal ini juga bisa menjadi contoh komitmen dari Pemda Kalsel untuk diadopsi oleh Pemda lainnya,” katanya.

Dari lokasi ini, Nares mengatakan pihaknya juga belajar banyak bagaimana perkembangan hutan hujan tropis tersebut untuk nanti bisa diterapkan di IKN. Selanjutnya, dia menyampaikan akan terus mengawal juga berkoordinasi dengan KLHK, untuk menerapkan konsep forest city di IKN.

“Hutan hujan tropis di IKN nanti terdiri dari spesies endemik yang kalau bisa 50% dari Kalimantan, di samping cluster-cluster tanaman lainnya,” ujarnya.

Pada kunjungan lapangannya ke Kalsel, Menteri LHK dan para Dekan Fahutan juga mengunjungi Tahura Sultan Adam untuk meninjau keberhasilan rehabilitasi DAS dan pengembangan wisata di sana.