Meski Lajunya Turun, Deforestasi masih Terjadi

Sekitar 59 persen daratan di Indonesia merupakan hutan tropis yang merupakan 10 persen total luas hutan di dunia, sekitar 126 juta hektare hutan. Foto: Good News From Indonesia
Sekitar 59 persen daratan di Indonesia merupakan hutan tropis yang merupakan 10 persen total luas hutan di dunia, sekitar 126 juta hektare hutan. Foto: Good News From Indonesia

TROPIS.CO, JAKARTA – Laju deforestasi secara nasional yang turun pada periode 2019-2020, tidak otomats membuktikan tata kelola hutan di Indonesia berjalan maksimal.

Sebab, fakta lain menunjukkan dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pengurangan tutupan hutan di 10 provinsi yang kaya hutan.

Di tengah pandemi, transparansi dan praktik antikorupsi justru sedang diuji untuk bisa mewujudkan sektor hutan yang berkelanjutan dan benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Salah satu bukti bahwa deforestasi masih terjadi adalah dari laporan yang diterbitkan Auriga Nusantara berjudul ‘Menatap ke Timur: Deforestasi dan Pelepasan Kawasan Hutan di Tanah Papua’.

Laporan yang dirilis pada Februari 2021, mengungkap tren deforestasi pada 2015-2019 justru terjadi di provinsi yang kaya hutan (forest rich provinces) yakni Papua, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Aceh, Maluku, dan Maluku Utara.

Provinsi tersebut memiliki 88 juta hektare tutupan hutan alam nasional atau mewakili 80 persen dari seluruh tutupan hijau di Indonesia.

“Saat ini, tren deforestasi sedang mengarah ke Indonesia bagian timur.”

“Hal ini akan mengancam luasan tutupan hutan yang seharusnya diperuntukkan untuk kawasan konservasi pada provinsi-provinsi tersebut,” ujar Timer Manurung, Ketua Auriga Nusantara dalam Webinar diskusi media bertema “Transparansi dan Anti Korupsi dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia” yang digelar Kamis (16/12/2021).

Timer menambahkan tren tersebut juga terlihat pada aplikasi Mapbiomas Indonesia (http://platform-map.nusantara.earth/) yang dikembangkan Auriga Nusantara.

Dibangun bersama jejaring masyarakat sipil di dalam negeri dan bekerja sama dengan Mapbiomas Brasil dan Woods & Wayside International, peta ini bisa melihat transisi luas tutupan hutan dan penggunaan lahan dengan lebih akurat.

Data yang ditangkap Mapbiomas Indonesia pada 2015-2019 menunjukkan terjadinya transisi lahan yang cukup signifikan.

Diantaranya, peralihan hutan menjadi menjadi mangrove sebanyak 532 hektare, tanaman hutan 185,831 hektare, tumbuhan nonhutan sebanyak 1,7 juta hektare, kelapa sawit sebanyak 416.277 hektare, dan pertanian lain sebesar 2,7 juta hektare.

Total deforestasi dalam rentang waktu tersebut mencapai sekitar 5,2 juta hektare yang hanya menyisakan 96 juta hektare formasi hutan.

“Mapbiomas Indonesia akan dimutakhirkan seiring tahun berjalan, artinya akan ditampilkan deforestasi pada tahun-tahun mendatang.”

“Demikian juga klasifikasi lahan yang ditampilkan akan ditambah, termasuk tutupan lahan di daerah aliran sungai sehingga terlihat korelasi antara deforestasi dengan banjir yang terjadi,” pungkas Timer. ***