Peduli Lingkungan, GAPKI Rehabilitasi Mangrove di Desa Sabuai

Jadi Role Model

Menurut Fitriyana, beberapa waktu lalu, Desa Sebuai menjalankan program penanaman Mangrove di pantai.

Akibatnya, mangrove tersebut mati karena air rob.

Fitriyana menambahkan pihaknya sangat mendukung program yang dicanangkan oleh GAPKI.

“Kita perlu meningkatkan sinergitas agar program ini bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ditambahkan Fitriyana, program ini akan menjadi sarana untuk pihaknya melakukan inventarisasi kembali jumlah mangrove yang ada di wilayahnya.

Ia menyatakan bahwa mangrove dapat menjadi sumber ekonomi dengan pengelolaan dan pengolahan berbagai macam produk.

“Mudah-mudahan bisa menjadi role model bagi yang lain,” harapnya.

Menurut Kepala Desa Sebuai, Tohari, program penanaman mangrove merupakan program yang memiliki manfaat yang luar biasa.

“Mungkin tidak saat ini, tapi lima sampai sepuluh tahun lagi kita akan merasakan manfaatnya,” jelasnya.

Dia menyatakan, mangrove dalam mengurangi efek rob, mengaringi gelombang dan mengurahi kecepatan angin.

Ia berharap, program ini bisa berhasil dengan minimal 80 persen mangrove yang ditanam tetap hidup.

“Kita wariskan untuk generasi berikutnya,” pungkas Tohari. ***