Cerah di Tahun 2022, Produksi dan Permintaan untuk CPO Indonesia Naik

Permintaan Minyak Nabati Pulih

Sementara itu James Fry dari LMC International mengatakan, pandemi Covid-19 yang menghantam Tiongkok dan India sejak 2020 mengakibatkan penurunan permintaan minyak nabati.

Akan tetapi permintaan terhadap minyak nabati kembali pulih pada tahun 2021/2022.

“Hal ini terjadi karena permintaan terhadap minyak nabati lebih kuat dibanding yang diperkirakan, sedangkan produksi minyak nabati dalam negeri tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan,” jelas Fry.

Selain melihat kondisi ekonomi dunia, James memprediksi harga CPO dengan menganalisa data Oceanic Nino Index (ONI).

Fry melihat adanya kemiripan antara grafik ONI dengan grafik perubahan produksi CPO Indonesia.

Menurut analisisnya, peningkatan grafik ONI berkorelasi positif dengan pertumbuhan produksi CPO.

Dari hasil plotting pertumbuhan CPO di Indonesia dan Malaysia dari tahun ke tahun dan perubahan kumulatif pada produksi sejak akhir 2019 dan awal pandemi pada 2020, James menyimpulkan diperlukan 12 bulan lagi sebelum produksi minyak sawit Asia Tenggara dapat melampaui produksinya di akhir tahun 2019. ***