Cerah di Tahun 2022, Produksi dan Permintaan untuk CPO Indonesia Naik

Para petani sawit yang bernaung di bawah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) siap gelar aksi protes atas kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diberlakukan pemerintah. Foto: TROPIS.CO/Jos
Para petani sawit yang bernaung di bawah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) siap gelar aksi protes atas kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan CPO yang diberlakukan pemerintah. Foto: TROPIS.CO/Jos

TROPIS.CO, JAKARTA – Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia mengalami kenaikan 1 juta ton pada 2022.

Kenaikan produksi itu dibarengi dengan naiknya permintaan CPO di pasar global untuk memenuhi kebutuhan energi, terutama di sektor biodiesel.

Hal ini terungkap pada acara 17th Indonesian Palm Oil Conference and 2022 Price Outlook virtual bertema: Role of Palm Oil Industry toward Sustained Economy Recovery, Kamis (2/12/2021).

Dorab Mistri, analis komoditas Godrej International Limited, memprediksi produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Indonesia juga mengalami kenaikan 1 juta ton pada 2022.

“Permintaan terhadap energi akan terus mengalami kenaikan 2 juta ton pada tahun 21/22,” ungkap Dorab.

Menurutnya, penggerak utama pertumbuhan energi ada biodiesel.

Permintaan terhadap minyak nabati untuk makanan juga naik tiga juta ton setiap tahun.

Pada saat pandemi, permintaan tersebut turun 2 juta ton, tetapi permintaan mengalami peningkatan dua juta ton pada saat ini.

Sejalan dengan Dorab, CEO Oil World Thomas Milke, memprediksi produksi CPO Indonesia mengalami penimgkatan sebebsar 1,7  hingga 1,9 juta ton di tahun 2022.

Akan tetapi, menurut Milke, produksi tersebut tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018.

Dengan kata lain, pertumbuhan produksi CPO mengalami stagnasi selama dua tahun.

Selain CPO, produksi minyak nabati lainnya juga diperdiksi meningkat.

Pada tahun 2022, produksi minyak nabati dunia naik 25 juta ton dengan mencatatkan rekor sebesar 611 juta ton.