Sawit Lebih Kompetitif
Dibandingkan dengan minyak nabati lain seperti biji bunga matahari, sawit lebih kompetitif.
Selain luasannya lahannya tidak sebesar perkebunan biji bunga matahari, produktivitas yang dihasilkan perkebunan sawit di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lainnya.
“Industri kelapa sawit juga punya kontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6 persen dari total ekspor di tahun 2020.”
“Nilai tersebut menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi,” kata Airlangga.
Hingga kini, luasan tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektare dengan rincian, perkebunan sawit rakyat sebesar 41 persen, perkebunan besar negara sebesar 6%, dan perkebunan besar swasta nasional sebesar 53 persen.
Airlangga juga menegaskan bahwa program peremajaan sawit rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan sumber daya manusia, serta meningkatkan kesejahteraan petani.
Senada dengan Erlangga, ketua umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono yakin tahun depan, industri sawit akan terus memberikan kontribusi besar bagi terutama dalam pemulihan ekonomi berkelanjutan.
“Kami yakin di tahun mendatang, industri kelala sawit akan tetap menjadi kontributor besar bagi neraca perdagangan Indonesia,” tuturnya.
Menurut Joko, permintaan kelapa sawit akan terus meningkat, terutama pada saat krisis energi di sejumlah negara diantaranya Tiongkok dan Inggris.
“Terjadinya krisis energi di beberapa negara saat ini, membuka peluang bagu energi tetbarukan seperti berbasis kelapa sawit seperti biodiesel akan menjadi solusi sekaligus alternatif yang berkelanjutan,” pungkas Joko.***