
TROPIS.CO, KAIRO – Sukses besar diraih tim promosi dagang Indonesia ke Kairo, Mesir pekan kemarin. Sejumlah 10 perusahaan di kawasan itu, telah sepakat membeli produk pertanian asal Indonesia, kopi dan produk olahan kelapa sawit dengan nilai transaksi Rp 4,7 triliun. menambah nilai kontrak yang sudah berjalan senilai Rp 366,7 miliar.
Kesepakatan itu, sudah ditanda tangani melalui kontrak dagang antara pimpinan 6 perusahaan agribisnis asal Mesir bersama Bambang, Kepala Badan Karantina Pertanian, Indonesia, saat berlangsung One Day with Coffee, Fruits and Floriculture – Odicoff di Kairo, Senin (29/11).
Keenam dari 10 perusahaan itu; Egyptian Mediterranean Service untuk RBD Palm Olein sebanyak 20 ribu ton per bulan. Empat perusahaan masing-masing adalah Trade Act, Al Rehab dan Golden Coffee Bean, dengan total 9.440 ton di tahun 2022. Sementara, International for Trading and Import Tax memesan Kopi Robusta dan Arabika asal Indonesia dengan berbagai tingkatan atau level mutu sebanyak 2.400 ton per tahun. Sedangkan satu perusahaan lainya, , CV Mabrouk memesan kopi khusus asal Batu – Jawa Timur , dengan total pemesanan 240 ton di Tahun 2022.
“ Mereka berminat dengan kopi dan produk olahan kelapa sawit berupa RBD Palm Olien asal Indonesia,”kata Bambang yang sebelumnya sempat menjabat Dirjen Perkebunan, saat menjadi pembicara pada Temu Wicara yang bertajuk Meningkatkan Akses Pasar Pertanian Indonesia.
Temu Wicara yang digelar secara hybrid ini dihadiri langsung oleh 87 pelaku usaha Mesir dan 24 pelaku usaha asal Indonesia yang hadir secara daring.
Saat itu, Bambang hadir bersama dengan Mohamed Abdelrahman Baraka, pimpinN Baraka Contracting & Trading Co, yang membagikan kisah suksesnya berbisnis dengan pengusaha Indonesia. “Berbisnis dengan pelaku usaha di Indonesia membawa berkah. Saya tidak pernah ditipu dan regulasi pemerintahmya pun jelas,” kata Baraka.
Baraka berceruita bahwa dirinya, sudah hampir satu dekade berbisnis industri karet berupa ban dengan Indonesia. Dan kini, berencana akan menginvestasikan dananya sebesar USD 600 juta untuk budidaya kapas dan olahannya.
Suatu alasan yang dikemukannya, mengapa begitu betah berbisnis dengan Indonesia, harga komoditas pertanian di Indonesia relatif kompetitif ketimbang Cina. Kualitas produkpun tak mengecewakan, sangate memenuhi permintaan pasar, cukup baik dan terus terjaga. “Buat saya, Indonesia adalah negara kedua bagi saya, dan saya sudah melihat potensi yang besar pada pertaniannya,” ujarnya.
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko yang turut menyaksikan penandatanganan kesepakatan ini mengaku senang dan berjanji akan mengawal komitmen dagang ini dengan pelaku usaha didaerahnya. “Semoga ini menjadi jalan bagi kopi asal Batu, Jawa Timur yang memiliki rasa yang khas di pasar global,” ujarnya.
Sebelumnya empat perusahaan eksportir kopi tanah air telah berhasil membukukan kontrak dagang dengan total nilai Rp. 366,7 miliar. Dan dengan penambahan enam komitmen kontrak dagang baru senilai Rp. 4,4 triliun, maka menggenapkan total kontrak dagang tim tur promosi Kementan di 10 negara, Odicoff di Kairo, Mesir sebanyak Rp. 4,7 triliun