Dukung Pemberdayaan Perkebunan Sawit Rakyat

Tidak Sesuai Sasaran

Sementara diungkapkan Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, dalam pemberdayaan petani kelapa sawit swadaya kerap tidak sesuai sasaran, ibarat peribahasa “lain gatal, lain yang  digaruk”.

Oleh sebab itu ke depan perlu ada komitmen dari para pelaku kelapa sawit untuk mendukung pengembangan petani sawit swadaya, terlebih saat ini sebanyak 20 kebupaten atau kota telah berkomitmen menerapkan Rencana Aksi Daerah (RAD) yang sejatinya bisa bermanfaat bagi perkebunan kelapa sawit.

“Bila melihat kondisi petani kelapa sawit sangat miris, belum lagi perlu adanya peningkatan Best Management Practicess (BMP),” ungkap Darto.

Ke depan, tutur Darto, maka untuk promosi sawit perlu menampilkan hasil di lapangan dengan contoh konkret.

“Langkah bagusnya dana kelapa sawit harus dimaksimalkan untuk mendukung kabupaten dalam membangun perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, termasuk dukungan terhadap kebijakan RAD, apalagi di tingkat nasinal payung hukumnya telah ada yakni Rencana Aksi Nasiona (RAN),” ujarnya.

Langkah konkret menjadi sangat penting dan bermanfaat bagi promosi positif, promosi dagang, promosi sawit berkelanjutan dan sebagai bukti penerapan BMP yang memang harus dilakukan guna memperkuat  kelapa sawit Indonesia.

“Membenahi masalah yang muncul jangan melulu terkait sawit dalam kawasan hutan, tapi juga bagaimana sawit rakyat di kawasan APL, kita perlu benahi dengan baik, apalagi bila bicara ISPO, lantas seberapa banyak petani sawit yang sudah ISPO,” pungkas Darto. ***