Sejumlah Negara  Prioritaskan Peran Gender Dalam Mengatasi Perubahan Ikli

TERDEPAN: kaum wanita atau gender telah mnemberikan peran nyata dalam mengatasi perubahan iklim. Sejumlah negara telah memngalokasikan anggaran relatif besar untuyk meningkatkan peran gender hingga menjadi sosok terdepan dalam menekan laju emisi gas rumah kaca.

TROPIS.CO, GLASGOW – Peran gender  kini dirasakan semakin penting dalam program mengatasi perubahan iklim  global. Sejumlah negara  telah berkomitmen  untuk menempatkan  kaum gender  sebagai yang terdepan dengan  alokasi anggaran yang  relatif besar.

Dalam suatu diskusi bertepatan hari Gender Dunia di sela konferensi tingkat tinggi – COP’26, di Glasgow, Skotlandia – dan  Presiden COP’26 Alok Sharma , bersama  Juara Internasional Inggris untuk Adaptasi dan Ketahanan,  Anne-Marie Trevelyan, sebagai tuan rumah, tersirat jelas bahwa  peran kaum gender  akan semakin  tinggi  dalam upaya mempercepat  penurunan emisi gas rumah kaca.

Di dalam diskusi yang menghadirkan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat, Nancy Pelosi, sebagai salah satu  pembicaranya, dikabarkan,  Amerika Serikat  telah memberikan pendanaan baru untuk program iklim yang responsif gender. Berapa  besar alokasi dana tersebut,  tidak begitu tegas didampaikan, namun  besaran dana itu, termasuk $14 juta  dolar dari Gender Equity and Equality Action Fund – yang memang dialokasikan  untuk  memajukan kepemimpinan perempuan dan anak perempuan dalam aksi iklim dan partisipasi dalam industri hijau.

Kanada memastikan dari  investasi iklim senilai US 5,3 miliar dolar  investasi iklim dalam 5 tahun ke depan, setidaknya  80% ditargetkan  hasil kesetaraan  gender.  Sedangkan, Inggris  telah mengalokasikan anggaran  senilai £ 165 juta  untuk pendanaan dalam upaya  mengatasi tantangan ganda ketidaksetaraan gender dan perubahan iklim.

Kebijakan sejumlah  negara ini tampaknya, menjadi momentum baru bagi  seluruh dunia untuk menempatkan gender di garis depan aksi iklim. Dan diyakini, secara international,  bakal mampu  mendorong implementasi Rencana Aksi Gender yang disepakati di COP25, menjelang sesi keenam puluh enam

Komisi Status Perempuan, pada Maret 2022,  sudah sepakat akan lebih  fokus pada kesetaraan gender dalam konteks iklim, perubahan, lingkungan dan pengurangan risiko bencana. Dan karenanya,  Bolivia pun, ikut  berkomitmen untuk mempromosikan kepemimpinan perempuan dan anak perempuan, terutama perempuan pribumi, Afro-Bolivia, masyarakat dan pedesaan, melalui keterlibatan mereka dalam proyek pembangunan berkelanjutan.

Melalui kebijakan ini, Bolivia  berkeinginan data gender dalam Kontribusi  perubahan iklim yang  sudah  ditentukan secara nasional, bisa lebih tercermin.  Dan dalam mengaplikasikannya, akan bekerjasama dengan  UN Women untuk mempromosikan penggunaan perincian gender dalam statistik nasional resmi tentang lingkungan dan perubahan iklim.

Ekuador berkomitmen untuk memperkuat kepemimpinan, negosiasi, dan kapasitas pengambilan keputusan dalam organisasi perempuan yang bekerja di bidang iklim. Pun dengan Jerman, telah mengumumkan Strategi Gender baru di bawah Inisiatif Iklim Internasional (IKI) yang akan mempromosikan pendekatan transformasi gender dalam kerjasama iklim dan keanekaragaman hayati internasional.

Nigeria memperluas Strategi Implementasinya untuk Rencana Aksi Gender dan Iklim Nasional mereka. Swedia mengatakan bahwa mereka telah mengumumkan langkah-langkah baru untuk secara tegas menanamkan kesetaraan gender dalam semua aksi iklim mereka, sebagaimana disebutkan dalam Rencana Aksi Kebijakan Iklim Swedia.

Inggris menetapkan bagaimana £ 165 juta dalam pendanaan akan mengatasi tantangan ganda ketidaksetaraan gender dan perubahan iklim.