Harga Sawit Melonjak Tinggi B30 Terancam

Waspada! lonjak tinggi harga sawit mengancam pasokan B30 di pasar domestik

TROPIS.CO, JAKARTA – Kian melonjaknya harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah di pasar global menuntut kewaspadaan pemerintah atas keberlangsungan pasokan biodesel di pasar domestik.

Dikhawatirkan tingginya harga dan rendah tarif bea keluar merasang produsen fatty acid methyl esters (FAME) untuk mengekspor CPO ketimbang memenuhi alokasi FAME yang menjadi kewajibannya.

Walau ada pengamat yang menilai bahwa tarif bea keluar CPO yang diberlakukan sebesar US$ 291 per  ton, masih mampu membendung kencangnya arus ekspor.

Plus ketentuan levy yang rendah pada produk hilir sehingga produsen CPO cenderung pasar domestik yang jauh lebih menarik ketimbang ekspor.

Namun dengan harga yang terus melambung, kini  US$1380 per ton masih memberikan margin yang relatif besar.

Dalam hitungan kasar profit yang masih bisa dikantongi produsen, yakni dalam kisaran  US$400 hingga US$500, setelah dikurangi biaya produksi, operasional, dan pajak ekspor dan bea keluar.

Karenanya, Pertamina sebagai institusi yang diberikan otoritas dalam pemenuhan kebutuhan biodesel, terutama B30, perlu mengantisipasi kondisi ini agar pristiwa empat  tahun silam terulang.

Beberapa pekan terakhir, harga CPO di pasar global terus menanjak tinggi.

Bursa Malaysia mencatat untuk pengapalan Nopember hingga Desember, harga CPO dalam kisaran RM5146 sampai RM5323 per ton atau sekitar US$1380 per ton.

Sementara bea keluar yang semula ditetapkan US$480, diturunkan menjadi US$ 291 per ton.

Kondisi pasar CPO yang sangat merangsang ini dikhawatirkan  mengubah pikiran produsen fame  yang diperuntukan biodesel.

CPO yang sudah dialokasikan untuk biodesel diekspor demi meraup profit margin yang jauh lebih tinggi.