TROPIS.CO, JAKARTA – Tingginya harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) telah menimbulkan “keresahan” di kalangan ibu rumah tangga. Pasalnya harga minyak goreng yang jkini sudah menembus Rp 20.000/liter di sebagian pasar Jakarta cukup menguras biaya dapur.
Lonjakan harga ini sangat tinggi, mengingat sebelumnya, minyak goreng kemasan di pasaran Jakarta dan sekitarnya, hanya dalam kisaran Rp 11.500 hingga Rp 13.500 seliter.
Kenaikan harga dalam pekan pekan terakhir, memang sudah jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yakni dalam kisaran Rp 11.000 untuk curah, dan Rp12.500 per liter untuk kemasan sederhana.
Sahad Sinaga, Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), merespon kondisi ini dengan mengatakan bahwa naiknya harga minyak goreng, bukan semata pengaruh dari melonjaknya harga CPO di pasaran dunia, namun juga akibat dari lemahnya fundamental industri minyak goreng di dalam negeri yang sebagian besar masih berupa “tukang jahit”.
“Inilah Karakteristik Industri penghasil minyak goreng Indonesia, sebagian besar adalah “tukang jahit,” kata Sahad Sinaga.
Artinya, masih banyak industri minyak goreng kita yang tak terkait dengan perkebunan kelapa sawit. “Mereka membeli CPO di pasar seperti harga yang berlaku di pasar international,” tutur Sahad.
Harga minyak goreng yang mereka jual, lanjut Sahad, pada bahan baku CPO-nya didatangkan dari luar Jawa seperti Dumai, Kalimantan, dan jelas ini ada tambahan biaya transportasi.
Tidak hanya itu, plus lagi biaya olah, biaya kemasan dan ongkos pemasaran.
Dalam kondisi seperti ini, sulit untuk memperlakukan regulasi pemerintah tentang HET.
Tentu harga jual akan disesuaikan dengan kondisi lapangan, tidak bisa lagi mengikuti HET yang ditetapkan pemerintah tahun 2020.
Kala itu harga rata rata CPO masih berada di level Rp8.107 per kilogram sehingga harga minyak goreng kemasan sederhana ditentukan Rp 12.500 per liter, sedangkan minyak curah Rp 11.000/liter. “Kini kondisinya sudah jauh berubah,” ujarnya.
Sahad menyebut harga CPO, Oktober, eks Dumai rata-rata Rp14.010 per kilogram dan ini tanpa PPN.
Dengan harga CPO seperti ini, memang sejati harga minyak goreng kemasan sederhana yang wajar, dalam kisaran Rp15.400 per liter, dan minyak curah, termasuk PPN, dalam kisaran harga Rp13.500 per liter.