GAPKI: Penanganan Karhutla Perlu Kolaborasi

Hotspot Turun Sejak 2020

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Sahrudin, memaparkan bahwa jumlah titik hotspot di Kalsel terus mengalami penurunan sejak 2020 hingga saat ini.

“Semua tidak bisa tercapai jika tidak ada kolaborasi antara semua stakeholder,” katanya.

Sejalan hal tersebut, AKBP Tri Hambodo, SIK, Kasubdit IV/Tipidter Dit Reskrimsus Polda Kalsel menyampaikan bahwa semua upaya penanganan Karhutla sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo tanggal 22 Februari 2021 sudas dilakukan maksimal yaitu untuk selalu mengutamakan paya pencegahan melalui deteksi dini titik api, infrastruktur sarana prasarana pemadam hingga embung air sudan dipenuhi dari desa hingga daerah, adanya solusi permanen mengenai pembukaan lahan tanpa membakar, penanganan cepat tanggap sehingga api tidak membesar, pemantauan areal rawan hotspot dan pemantauan kondisi harian, serta sanksi tegas bagi yang melanggar.

“Saya harap apel siaga ini menjadi momen yang sangat bagus untuk evaluasi dan pijakan untuk hasil yang Lebih baik. Tantangan berat bisa kita lalui bersama dari semua pihak hingga melibatkan masyarakat,” papar Tri.

Dalam apel tersebut juga ditampilkan kesiapan antisipasi Karhutla oleh PT Subur Agro Makmur dan PT Tribuana Mas Anak usaha PT Astra Agro Lestari sebagai perwakilan anggota GAPKI Kalsel.

Mulai dari kesiapan sarana prasarana sesuai dengan Peraturan Permentan Nomor 5 Tahun 2018, Pembentukan Tim Kesiapsigaan Tanggap Darurat (TKTD), pemantauan cuaca dan titik api 1×24 jam secara langsung melalui menara pantau, pemantauan di situs LAPAN dan SIPONGI.

Selain itu, pemantauan titik api juga dilakukan dengan menggunakan teknologi digital dengan unmanned aerial vehicle atau pesawat tanpa awak guna meningkatkan pemantauan di area yang rentan kebakaran dan sulit dijangkau yang langsung dipantau secara real time di Head Office Astra Agro Lestari di Jakarta. (*)